Artwork

Kandungan disediakan oleh Erastus Sabdono. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh Erastus Sabdono atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.
Player FM - Aplikasi Podcast
Pergi ke luar talian dengan aplikasi Player FM !

Membutuhkan Dia

 
Kongsi
 

Siri yang diarkibkan ("Suapan tidak aktif" status)

When? This feed was archived on July 29, 2024 03:26 (4M ago). Last successful fetch was on June 26, 2024 18:55 (5M ago)

Why? Suapan tidak aktif status. Pelayan kami tidak dapat untuk mendapatkan kembali suapan podcast yang sah untuk tempoh yang didapati.

What now? You might be able to find a more up-to-date version using the search function. This series will no longer be checked for updates. If you believe this to be in error, please check if the publisher's feed link below is valid and contact support to request the feed be restored or if you have any other concerns about this.

Manage episode 423589678 series 1785659
Kandungan disediakan oleh Erastus Sabdono. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh Erastus Sabdono atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.

Seberapa kita mencintai dan menghormati Tuhan, paralel dengan seberapa jauh kita benar-benar membutuhkan Dia. Bisa dimengerti bagi orang-orang Kristen yang baru, mereka berurusan dengan Tuhan, berperkara dengan Tuhan karena berbagai alasan. Tetapi menjadi budaya orang beragama di mana pun bahwa orang merasa membutuhkan Tuhan karena terbawa oleh lingkungan orang-orang beragama, lingkungan orang-orang beragama lain. Artinya, kalau seseorang ada di lingkungan orang-orang beragama—bisa satu agama atau beda agama—Tuhan menjadi pelengkap karena ‘harus beragama,’ ‘harus bertuhan;’ itu kelengkapan hidup.

Kalau yang pertama tadi merasa membutuhkan Tuhan karena berbagai alasan, ini bisa menyatu dengan filosofi bahwa agama itu kelengkapan hidup, Tuhan menjadi kelengkapan hidup. Yang dalam bahasa umum diistilahkan: “punya pegangan hidup.” Sudah punya Tuhan berarti punya pegangan. Tetapi seberapa seseorang benar-benar membutuhkan Tuhan, itu hal yang bisa lain, bisa berbeda. Ada orang-orang beragama yang memandang Tuhan sebagai kelengkapan hidup, tetapi tidak sungguh-sungguh membutuhkan Tuhan. Jika kemudian ada masalah-masalah hidup yang dihadapi—khususnya masalah-masalah hidup di luar kemampuannya—maka barulah ia mencari kekuatan Tuhan yang dipandang melampaui kekuatan manusia.

Selama masih bisa ‘menanggulangi’ masalah-masalah hidup yang dihadapi, maka ia tidak merasa terlalu membutuhkan Tuhan. Apalagi kalau ia sudah punya usaha atau penghasilannya yang banyak, memiliki relasi pejabat yang telah membuktikan kemampuan dari kekuatan pejabat tersebut, maka hampir-hampir ia tidak pernah merasa membutuhkan Tuhan. Tapi kalau kemudian ia ada dalam masalah hukum, masalah bisnis yang terkait dengan undang-undang, lalu relasi pejabatnya sudah tidak berkuasa lagi, mungkin malah meninggal dunia, mungkin juga terlibat masalah hukum sendiri, sehingga ia merasa tidak punya pegangan, barulah ia mencari Tuhan.

Mereka adalah orang-orang licik; membutuhkan Tuhan bukan karena Tuhan sebagai kebutuhannya, namun karena ia mau memperalat, memanipulasi, mengeksploitasi Tuhan. Di sini sebenarnya ada usaha membalik hierarki. Seharusnya, Tuhan berada di atas, yang mendominasi, menguasai kita, tapi sekarang manusia memperalat Tuhan. Kalau di dalam agama-agama pada umumnya, itu sudah biasa. Dewa yang disembah, allah yang disembah akan memberikan kontribusi untuk kehidupan manusia di muka bumi. Lalu terjadi praktik transaksional, jual beli, mengadakan ritual seremonial; usaha untuk mengatur yang disembah. Yang tadinya kaku, jadi lentur, yang tadinya diam, mulai bergerak, yang tadinya kerannya tertutup, dengan ritual seremonial terbuka, keran berkat, keran perlindungan, plus sesajen-sesajen. Jangan sekali-kali kita berpikir seperti itu.

Tapi masalahnya, pengaruh agama-agama yang tanpa sadar terserap di dalam pikiran orang Kristen, bisa membuat kita memperlakukan Allah seperti itu. Kita memuji Tuhan, dan Allah bertakhta di atas pujian, itu benar. Tetapi jangan kemudian membuat transaksional, supaya yang sakit sembuh, yang mengalami persoalan ekonomi mendapat jalan keluar, atau kita puasa, supaya Tuhan memberkati kita dengan berkat-berkat jasmani, masalah-masalah dapat diselesaikan, yang mandul punya anak, yang belum menikah dapat jodoh. Ini cara-cara agama-agama dunia.

Sebagai orang percaya yang benar kita harus bisa merasakan bahwa Tuhan adalah air kehidupan. Kita membutuhkan air kehidupan itu. Kita harus sampai pada satu state, satu level di mana kita membutuhkan Tuhan lebih dari kita membutuhkan nafas dan darah di dalam tubuh kita. Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikian jiwa kita merindukan Allah (Mzm. 42). Jiwa kita ada kehausan kepada Allah yang hidup, begitu dikatakan dalam Firman Tuhan, bukan Allah yang mati, Allah yang hidup, Allah yang punya kesadaran, memiliki pikiran dan perasaan di mana kita bisa berinteraksi, memiliki hubungan timbal balik. Dan tentu Allah yang Maha Kuasa, Allah yang Maha Tahu, Dia tahu kalau seseorang mau memperdaya atau memanfaatkan Allah. Dan itu tindakan tidak sopan, tindakan tidak santun.

Lebih baik seseorang tidak pernah menjadi manusia, daripada menjadi manusia tanpa memiliki persekutuan dengan Allah secara benar. Dengan kalimat lain, lebih baik kita tidak pernah menjadi manusia tanpa memiliki kehausan akan Allah. Sebab tanpa kehausan akan Allah, seseorang tidak akan pernah menjadi kekasih Allah. Tanpa menjadi kekasih Allah, Allah tidak bisa menikmati orang itu, dan orang itu tidak bisa menikmati Tuhan. Mengapa Allah menciptakan manusia? Karena Allah mau menikmatinya. Dengan pikiran dan perasaan yang bisa membuahkan kehendak, Allah menghendaki agar manusia memiliki kehendak yang selalu sesuai dengan kehendak Allah (keserupaan dengan Allah, Ibr. demuth). Kalau hanya segambaran, memiliki pikiran perasaan seperti yang juga Allah miliki, tapi tidak membuahkan buah-buah hidup yang dinikmati oleh Allah, percuma.

  continue reading

154 episod

Artwork

Membutuhkan Dia

Truth Daily Enlightenment

425 subscribers

published

iconKongsi
 

Siri yang diarkibkan ("Suapan tidak aktif" status)

When? This feed was archived on July 29, 2024 03:26 (4M ago). Last successful fetch was on June 26, 2024 18:55 (5M ago)

Why? Suapan tidak aktif status. Pelayan kami tidak dapat untuk mendapatkan kembali suapan podcast yang sah untuk tempoh yang didapati.

What now? You might be able to find a more up-to-date version using the search function. This series will no longer be checked for updates. If you believe this to be in error, please check if the publisher's feed link below is valid and contact support to request the feed be restored or if you have any other concerns about this.

Manage episode 423589678 series 1785659
Kandungan disediakan oleh Erastus Sabdono. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh Erastus Sabdono atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.

Seberapa kita mencintai dan menghormati Tuhan, paralel dengan seberapa jauh kita benar-benar membutuhkan Dia. Bisa dimengerti bagi orang-orang Kristen yang baru, mereka berurusan dengan Tuhan, berperkara dengan Tuhan karena berbagai alasan. Tetapi menjadi budaya orang beragama di mana pun bahwa orang merasa membutuhkan Tuhan karena terbawa oleh lingkungan orang-orang beragama, lingkungan orang-orang beragama lain. Artinya, kalau seseorang ada di lingkungan orang-orang beragama—bisa satu agama atau beda agama—Tuhan menjadi pelengkap karena ‘harus beragama,’ ‘harus bertuhan;’ itu kelengkapan hidup.

Kalau yang pertama tadi merasa membutuhkan Tuhan karena berbagai alasan, ini bisa menyatu dengan filosofi bahwa agama itu kelengkapan hidup, Tuhan menjadi kelengkapan hidup. Yang dalam bahasa umum diistilahkan: “punya pegangan hidup.” Sudah punya Tuhan berarti punya pegangan. Tetapi seberapa seseorang benar-benar membutuhkan Tuhan, itu hal yang bisa lain, bisa berbeda. Ada orang-orang beragama yang memandang Tuhan sebagai kelengkapan hidup, tetapi tidak sungguh-sungguh membutuhkan Tuhan. Jika kemudian ada masalah-masalah hidup yang dihadapi—khususnya masalah-masalah hidup di luar kemampuannya—maka barulah ia mencari kekuatan Tuhan yang dipandang melampaui kekuatan manusia.

Selama masih bisa ‘menanggulangi’ masalah-masalah hidup yang dihadapi, maka ia tidak merasa terlalu membutuhkan Tuhan. Apalagi kalau ia sudah punya usaha atau penghasilannya yang banyak, memiliki relasi pejabat yang telah membuktikan kemampuan dari kekuatan pejabat tersebut, maka hampir-hampir ia tidak pernah merasa membutuhkan Tuhan. Tapi kalau kemudian ia ada dalam masalah hukum, masalah bisnis yang terkait dengan undang-undang, lalu relasi pejabatnya sudah tidak berkuasa lagi, mungkin malah meninggal dunia, mungkin juga terlibat masalah hukum sendiri, sehingga ia merasa tidak punya pegangan, barulah ia mencari Tuhan.

Mereka adalah orang-orang licik; membutuhkan Tuhan bukan karena Tuhan sebagai kebutuhannya, namun karena ia mau memperalat, memanipulasi, mengeksploitasi Tuhan. Di sini sebenarnya ada usaha membalik hierarki. Seharusnya, Tuhan berada di atas, yang mendominasi, menguasai kita, tapi sekarang manusia memperalat Tuhan. Kalau di dalam agama-agama pada umumnya, itu sudah biasa. Dewa yang disembah, allah yang disembah akan memberikan kontribusi untuk kehidupan manusia di muka bumi. Lalu terjadi praktik transaksional, jual beli, mengadakan ritual seremonial; usaha untuk mengatur yang disembah. Yang tadinya kaku, jadi lentur, yang tadinya diam, mulai bergerak, yang tadinya kerannya tertutup, dengan ritual seremonial terbuka, keran berkat, keran perlindungan, plus sesajen-sesajen. Jangan sekali-kali kita berpikir seperti itu.

Tapi masalahnya, pengaruh agama-agama yang tanpa sadar terserap di dalam pikiran orang Kristen, bisa membuat kita memperlakukan Allah seperti itu. Kita memuji Tuhan, dan Allah bertakhta di atas pujian, itu benar. Tetapi jangan kemudian membuat transaksional, supaya yang sakit sembuh, yang mengalami persoalan ekonomi mendapat jalan keluar, atau kita puasa, supaya Tuhan memberkati kita dengan berkat-berkat jasmani, masalah-masalah dapat diselesaikan, yang mandul punya anak, yang belum menikah dapat jodoh. Ini cara-cara agama-agama dunia.

Sebagai orang percaya yang benar kita harus bisa merasakan bahwa Tuhan adalah air kehidupan. Kita membutuhkan air kehidupan itu. Kita harus sampai pada satu state, satu level di mana kita membutuhkan Tuhan lebih dari kita membutuhkan nafas dan darah di dalam tubuh kita. Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikian jiwa kita merindukan Allah (Mzm. 42). Jiwa kita ada kehausan kepada Allah yang hidup, begitu dikatakan dalam Firman Tuhan, bukan Allah yang mati, Allah yang hidup, Allah yang punya kesadaran, memiliki pikiran dan perasaan di mana kita bisa berinteraksi, memiliki hubungan timbal balik. Dan tentu Allah yang Maha Kuasa, Allah yang Maha Tahu, Dia tahu kalau seseorang mau memperdaya atau memanfaatkan Allah. Dan itu tindakan tidak sopan, tindakan tidak santun.

Lebih baik seseorang tidak pernah menjadi manusia, daripada menjadi manusia tanpa memiliki persekutuan dengan Allah secara benar. Dengan kalimat lain, lebih baik kita tidak pernah menjadi manusia tanpa memiliki kehausan akan Allah. Sebab tanpa kehausan akan Allah, seseorang tidak akan pernah menjadi kekasih Allah. Tanpa menjadi kekasih Allah, Allah tidak bisa menikmati orang itu, dan orang itu tidak bisa menikmati Tuhan. Mengapa Allah menciptakan manusia? Karena Allah mau menikmatinya. Dengan pikiran dan perasaan yang bisa membuahkan kehendak, Allah menghendaki agar manusia memiliki kehendak yang selalu sesuai dengan kehendak Allah (keserupaan dengan Allah, Ibr. demuth). Kalau hanya segambaran, memiliki pikiran perasaan seperti yang juga Allah miliki, tapi tidak membuahkan buah-buah hidup yang dinikmati oleh Allah, percuma.

  continue reading

154 episod

Semua episod

×
 
Loading …

Selamat datang ke Player FM

Player FM mengimbas laman-laman web bagi podcast berkualiti tinggi untuk anda nikmati sekarang. Ia merupakan aplikasi podcast terbaik dan berfungsi untuk Android, iPhone, dan web. Daftar untuk melaraskan langganan merentasi peranti.

 

Panduan Rujukan Pantas

Podcast Teratas