Artwork

Kandungan disediakan oleh Erastus Sabdono. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh Erastus Sabdono atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.
Player FM - Aplikasi Podcast
Pergi ke luar talian dengan aplikasi Player FM !

Memikirkan Apa yang Dipikirkan Allah

 
Kongsi
 

Siri yang diarkibkan ("Suapan tidak aktif" status)

When? This feed was archived on July 29, 2024 03:26 (4M ago). Last successful fetch was on June 26, 2024 18:55 (5M ago)

Why? Suapan tidak aktif status. Pelayan kami tidak dapat untuk mendapatkan kembali suapan podcast yang sah untuk tempoh yang didapati.

What now? You might be able to find a more up-to-date version using the search function. This series will no longer be checked for updates. If you believe this to be in error, please check if the publisher's feed link below is valid and contact support to request the feed be restored or if you have any other concerns about this.

Manage episode 423932032 series 1785659
Kandungan disediakan oleh Erastus Sabdono. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh Erastus Sabdono atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.

Tuhan adalah Tuhan yang tidak memaksa kita melakukan sesuatu. Di dalam tatanan yang telah Tuhan tetapkan sejak penciptaan, manusia memang diberi Tuhan kedaulatan. Tentu kedaulatan yang terbatas, artinya manusia hanya bisa menentukan nasibnya sendiri, tapi tidak bisa menentukan nasib orang lain. Bisa mempengaruhi, tapi tidak bisa menentukan. Tapi yang penting di sini harus kita sadari bahwa Tuhan tidak memaksa manusia untuk melakukan sesuatu. Walaupun sesuatu itu baik, mendatangkan kehidupan, kemakmuran bagi manusia, tetapi Allah tidak memaksakannya. Ini sebenarnya suatu kehormatan dan kabar baik. Artinya hidup kita tidak ditentukan oleh takdir yang tidak jelas sebab dunia ini ada tatanan. Tetapi aspek lain yang mengerikan, kalau seseorang tidak memilih apa yang tepat atau membiarkan hak bebasnya dikuasai oleh oknum lain; manusia binasa.

Jadi sebenarnya manusia di dalam kedaulatannya bisa memilih dan menentukan apa yang terbaik atau bisa menyerahkan kedaulatan itu kepada kuasa kegelapan yang mana akan menentukan keadaannya atau nasibnya. Ini aspek yang mengerikan. Tetapi kita tidak melihat aspek ini karena kita tidak memilihnya. Yang kita pilih adalah bahwa dalam kedaulatan kita, kita memilih apa yang terbaik bagi kita. Apa yang terbaik bagi kita? Tuhan. Sebab pada akhirnya manusia hanya memilih satu dari dua pilihan; Tuhan atau setan, Kerajaan Surga atau kerajaan dunia. Kita harus memilih. Kenyataannya, banyak orang tidak memilih Tuhan. Namun mereka merasa sudah memilih Tuhan, padahal tidak.

Kalau orang memilih Tuhan, ada pertaruhan atau konsekuensi, ada harga yang harus dibayarnya. Dan harga yang kita bayar adalah seluruh hidup kita. Itu tidak dibunyikan dan tidak ada di Perjanjian Lama. Umat Perjanjian Lama tidak bisa menemui Tuhan secara pribadi. Mereka hanya menjadi umat, sedangkan yang dapat menjumpai Tuhan adalah imam besar, itu pun setahun sekali. Puji Tuhan, tirai Bait Allah terbelah, yang merupakan tanda bahwa manusia bisa masuk ruang maha suci-Nya. Luar biasa, ini mestinya kita pahami. Di Perjanjian Baru kita tidak lagi menjadi seperti umat, seperti yang ada di Perjanjian Lama. Tapi di Perjanjian Baru kita menjadi imamat-imamat yang rajani. Pembenaran oleh darah Yesus atas kita memberikan kita akses untuk menjumpai Allah. Tapi konsekuensinya, Allah itu Maha Kudus, maka harga yang harus kita bayar adalah kesucian. Dan kesucian itu melibatkan seluruh hidup kita tanpa batas.

Ketika kita mengambil keputusan untuk hidup suci, transisinya adalah semua kelemahan, kekurangan kita dibongkar, diangkat Tuhan. Kita akan mengalami situasi di mana dosa lebih mudah dilakukan. Kesempatan dosa lebih besar, lebih banyak. Di situ kita harus memilih; Tuhan atau diri kita?

Matius 16 mengatakan, “Enyahlah Iblis! Sebab kamu bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, tetapi apa yang dipikirkan manusia.” Kalimatnya tidak begini, “Sebab kamu bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, tapi yang dipikirkan Iblis,” tidak. Tapi yang dipikirkan manusia. Jadi apa yang dipikirkan manusia, atau apa yang bukan dipikirkan Allah; adalah Iblis. Tapi kita selama ini tidak berani memberi label itu. Tuhan menghendaki supaya apa yang kita pikirkan harus seperti apa yang Allah pikirkan. Jika tidak demikian, maka kita tidak akan memiliki Tuhan dan Tuhan tidak dapat memiliki kita. Jadi kita tidak boleh memiliki konsep bayangan bahwa kita ini hanya umat, ada imam, dan sebagai jemaat kita hanya bisa ikut. Ini yang tanpa sadar telah meracuni pikiran banyak orang Kristen, mestinya semua kita adalah imamat-imamat.

Mari kita memenuhi jiwa kita dengan pikiran Allah. Semua yang berorientasi pada dunia ini dan segala kenyamanannya berasal dari setan. Setelah kita terus bertumbuh, kita mengatakan ‘memilih Tuhan’ dan Tuhan ajarkan kebenaran ini, kita mulai membersihkan pikiran kita dari suara dunia. Sementara ini setan telah membanjiri pikiran orang Kristen dengan banyak isian, seperti yang kita lihat di gadget, begitu banyak konten yang membuat kita tidak rohani. Benar-benar kita mau membersihkan pikiran kita dari unsur-unsur dunia. Di dalam perjuangan kita untuk menyerahkan segenap hidup guna memiliki Tuhan dan dimiliki Tuhan, kita akan mengetahui apa-apa yang Tuhan tidak berkenan dan apa-apa yang Tuhan berkenan. Karena Roh Kudus pasti bicara.

Tapi kalau orang sudah tidak memiliki tekad, niat untuk dimiliki dan memiliki Tuhan, maka dia kabur terus, kacau terus. Sampai tua akan berkata, “Saya manusia penuh kelemahan dan kekurangan. Mudah-mudahan nanti saya berubah.” Sampai akhirnya, ia tidak akan berubah. Maka kita harus berubah secepatnya. Mengapa kita tunda kalau itu bisa kita kerjakan sekarang? Mengapa kita tidak mencari apa yang Allah rencanakan? Sebab pada akhirnya sebagai umat pilihan kita harus memilih: Tuhan atau dunia, Kerajaan Surga atau kerajaan dunia, yang dipikirkan Allah atau yang dipikirkan manusia. Kita memilih apa yang dipikirkan Allah.

  continue reading

154 episod

Artwork
iconKongsi
 

Siri yang diarkibkan ("Suapan tidak aktif" status)

When? This feed was archived on July 29, 2024 03:26 (4M ago). Last successful fetch was on June 26, 2024 18:55 (5M ago)

Why? Suapan tidak aktif status. Pelayan kami tidak dapat untuk mendapatkan kembali suapan podcast yang sah untuk tempoh yang didapati.

What now? You might be able to find a more up-to-date version using the search function. This series will no longer be checked for updates. If you believe this to be in error, please check if the publisher's feed link below is valid and contact support to request the feed be restored or if you have any other concerns about this.

Manage episode 423932032 series 1785659
Kandungan disediakan oleh Erastus Sabdono. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh Erastus Sabdono atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.

Tuhan adalah Tuhan yang tidak memaksa kita melakukan sesuatu. Di dalam tatanan yang telah Tuhan tetapkan sejak penciptaan, manusia memang diberi Tuhan kedaulatan. Tentu kedaulatan yang terbatas, artinya manusia hanya bisa menentukan nasibnya sendiri, tapi tidak bisa menentukan nasib orang lain. Bisa mempengaruhi, tapi tidak bisa menentukan. Tapi yang penting di sini harus kita sadari bahwa Tuhan tidak memaksa manusia untuk melakukan sesuatu. Walaupun sesuatu itu baik, mendatangkan kehidupan, kemakmuran bagi manusia, tetapi Allah tidak memaksakannya. Ini sebenarnya suatu kehormatan dan kabar baik. Artinya hidup kita tidak ditentukan oleh takdir yang tidak jelas sebab dunia ini ada tatanan. Tetapi aspek lain yang mengerikan, kalau seseorang tidak memilih apa yang tepat atau membiarkan hak bebasnya dikuasai oleh oknum lain; manusia binasa.

Jadi sebenarnya manusia di dalam kedaulatannya bisa memilih dan menentukan apa yang terbaik atau bisa menyerahkan kedaulatan itu kepada kuasa kegelapan yang mana akan menentukan keadaannya atau nasibnya. Ini aspek yang mengerikan. Tetapi kita tidak melihat aspek ini karena kita tidak memilihnya. Yang kita pilih adalah bahwa dalam kedaulatan kita, kita memilih apa yang terbaik bagi kita. Apa yang terbaik bagi kita? Tuhan. Sebab pada akhirnya manusia hanya memilih satu dari dua pilihan; Tuhan atau setan, Kerajaan Surga atau kerajaan dunia. Kita harus memilih. Kenyataannya, banyak orang tidak memilih Tuhan. Namun mereka merasa sudah memilih Tuhan, padahal tidak.

Kalau orang memilih Tuhan, ada pertaruhan atau konsekuensi, ada harga yang harus dibayarnya. Dan harga yang kita bayar adalah seluruh hidup kita. Itu tidak dibunyikan dan tidak ada di Perjanjian Lama. Umat Perjanjian Lama tidak bisa menemui Tuhan secara pribadi. Mereka hanya menjadi umat, sedangkan yang dapat menjumpai Tuhan adalah imam besar, itu pun setahun sekali. Puji Tuhan, tirai Bait Allah terbelah, yang merupakan tanda bahwa manusia bisa masuk ruang maha suci-Nya. Luar biasa, ini mestinya kita pahami. Di Perjanjian Baru kita tidak lagi menjadi seperti umat, seperti yang ada di Perjanjian Lama. Tapi di Perjanjian Baru kita menjadi imamat-imamat yang rajani. Pembenaran oleh darah Yesus atas kita memberikan kita akses untuk menjumpai Allah. Tapi konsekuensinya, Allah itu Maha Kudus, maka harga yang harus kita bayar adalah kesucian. Dan kesucian itu melibatkan seluruh hidup kita tanpa batas.

Ketika kita mengambil keputusan untuk hidup suci, transisinya adalah semua kelemahan, kekurangan kita dibongkar, diangkat Tuhan. Kita akan mengalami situasi di mana dosa lebih mudah dilakukan. Kesempatan dosa lebih besar, lebih banyak. Di situ kita harus memilih; Tuhan atau diri kita?

Matius 16 mengatakan, “Enyahlah Iblis! Sebab kamu bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, tetapi apa yang dipikirkan manusia.” Kalimatnya tidak begini, “Sebab kamu bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, tapi yang dipikirkan Iblis,” tidak. Tapi yang dipikirkan manusia. Jadi apa yang dipikirkan manusia, atau apa yang bukan dipikirkan Allah; adalah Iblis. Tapi kita selama ini tidak berani memberi label itu. Tuhan menghendaki supaya apa yang kita pikirkan harus seperti apa yang Allah pikirkan. Jika tidak demikian, maka kita tidak akan memiliki Tuhan dan Tuhan tidak dapat memiliki kita. Jadi kita tidak boleh memiliki konsep bayangan bahwa kita ini hanya umat, ada imam, dan sebagai jemaat kita hanya bisa ikut. Ini yang tanpa sadar telah meracuni pikiran banyak orang Kristen, mestinya semua kita adalah imamat-imamat.

Mari kita memenuhi jiwa kita dengan pikiran Allah. Semua yang berorientasi pada dunia ini dan segala kenyamanannya berasal dari setan. Setelah kita terus bertumbuh, kita mengatakan ‘memilih Tuhan’ dan Tuhan ajarkan kebenaran ini, kita mulai membersihkan pikiran kita dari suara dunia. Sementara ini setan telah membanjiri pikiran orang Kristen dengan banyak isian, seperti yang kita lihat di gadget, begitu banyak konten yang membuat kita tidak rohani. Benar-benar kita mau membersihkan pikiran kita dari unsur-unsur dunia. Di dalam perjuangan kita untuk menyerahkan segenap hidup guna memiliki Tuhan dan dimiliki Tuhan, kita akan mengetahui apa-apa yang Tuhan tidak berkenan dan apa-apa yang Tuhan berkenan. Karena Roh Kudus pasti bicara.

Tapi kalau orang sudah tidak memiliki tekad, niat untuk dimiliki dan memiliki Tuhan, maka dia kabur terus, kacau terus. Sampai tua akan berkata, “Saya manusia penuh kelemahan dan kekurangan. Mudah-mudahan nanti saya berubah.” Sampai akhirnya, ia tidak akan berubah. Maka kita harus berubah secepatnya. Mengapa kita tunda kalau itu bisa kita kerjakan sekarang? Mengapa kita tidak mencari apa yang Allah rencanakan? Sebab pada akhirnya sebagai umat pilihan kita harus memilih: Tuhan atau dunia, Kerajaan Surga atau kerajaan dunia, yang dipikirkan Allah atau yang dipikirkan manusia. Kita memilih apa yang dipikirkan Allah.

  continue reading

154 episod

Semua episod

×
 
Loading …

Selamat datang ke Player FM

Player FM mengimbas laman-laman web bagi podcast berkualiti tinggi untuk anda nikmati sekarang. Ia merupakan aplikasi podcast terbaik dan berfungsi untuk Android, iPhone, dan web. Daftar untuk melaraskan langganan merentasi peranti.

 

Panduan Rujukan Pantas

Podcast Teratas