Artwork

Kandungan disediakan oleh Erastus Sabdono. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh Erastus Sabdono atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.
Player FM - Aplikasi Podcast
Pergi ke luar talian dengan aplikasi Player FM !

Menjadi Sahabat Tuhan 

 
Kongsi
 

Fetch error

Hmmm there seems to be a problem fetching this series right now. Last successful fetch was on June 25, 2024 19:07 (11d ago)

What now? This series will be checked again in the next hour. If you believe it should be working, please verify the publisher's feed link below is valid and includes actual episode links. You can contact support to request the feed be immediately fetched.

Manage episode 425612976 series 2550505
Kandungan disediakan oleh Erastus Sabdono. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh Erastus Sabdono atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.

Tidak banyak orang yang sungguh-sungguh mengalami Tuhan, walaupun mereka ada di lingkungan pelayanan. Sebab kalau seseorang benar-benar mengalami Tuhan, ia pasti memiliki kegentaran yang benar-benar mewarnai hidup orang tersebut. Kalau Tuhan hanya menjadi bahan renungan, pemikiran, pengetahuan, atau teologi, bahkan menjadi fantasi, pasti kualitas hidup orang itu rendah. Tetapi berhubung sedikit orang yang benar-benar mengalami Tuhan, maka orang-orang yang kualitas hidup bertuhannya rendah ini bisa tidak dikenali. Sebab standar yang dimiliki oleh banyak orang Kristen adalah standar orang beragama pada umumnya, yang mana Tuhan menjadi pengetahuan, dan Tuhan ‘dipermainkan’ dalam liturgi.

Pengakuan dan pernyataan kita kepada Tuhan sering tidak sinkron dengan hidup kita setiap hari. Dan kita menganggap itu sebagai hal biasa, karena memang liturgi begitu. Kita menyanyi lagu ‘Laskar Kristus,’ tapi dalam keseharian hidup, kita menjadi laskar setan; tidak sinkron. Memang, ada yang menyatakan ini sebagai satu kesediaan, walaupun belum memenuhinya, tapi ada kecintaan untuk memenuhinya. Masalahnya, ada yang menyanyi tanpa perasaan, tanpa komitmen, tanpa tekad, dan itu sebenarnya sikap mempermainkan Tuhan. Tetapi dia tidak akan sanggup serius, karena memang hari-hari hidupnya tidak pernah serius.

Lagu yang kita nyanyikan, pernyataan yang kita sampaikan seharusnya mendesak dan mengondisi kita untuk berurusan dengan Tuhan secara benar. Walau kita belum memenuhinya secara penuh, tetapi ada tekad, kerinduan, dan kesediaan. Masalahnya, kalau orang tidak punya tekad, kesediaan, dan komitmen, itu artinya mempermainkan Tuhan di dalam liturgi gereja. Untuk itu, kita harus mengalami Tuhan. Jadi kita bersyukur Tuhan membawa kita di kondisi-kondisi di mana kita dipaksa untuk mencari Tuhan. Kondisi di mana tidak ada orang yang bisa menolong. Dan Tuhan juga marah kalau kita bergantung kepada manusia. Sedikit memperhitungkan manusia dapat menolong, Tuhan tersinggung, karena itu melecehkan Tuhan.

Itu kondisi yang luar biasa untuk bisa mengalami Tuhan. Bahkan bagi kita pada level tertentu, ketika menghadapi situasi sulit, kita tidak boleh susah apalagi putus asa. Jika kita susah berarti kita melecehkan atau meremehkan Tuhan, seakan-akan Tuhan tidak berdaya, tidak setia, mengingkari janji bahwa Dia akan menyertai. Memang ini tingkat yang paling berat dan sulit, tetapi kita harus sampai tingkat itu. Ketika kita ada di satu keadaan yang sulit, Tuhan tidak suka wajah kita bersungut-sungut. Hal ini Tuhan ajarkan dengan mengingat Markus 4:35-41. Sebab orang besar di mata Tuhan adalah mereka yang dibawa Tuhan ke pantai Laut Kolsom, perapian yang menyala, gua singa; dibawa ke situasi sulit yang rasanya tidak mungkin ada jalan keluar.

Bagi Daud, Ziklag. Ketika seluruh keluarga hulubalang dan keluarganya sendiri ditawan bangsa Amalek. Mereka menangis, dan tidak bisa menangis lagi karena suaranya habis. Itu pahit sekali. Dan para tentara Daud berbalik mau memberontak kepada Daud. Daud tidak punya siapa-siapa, raja tanpa takhta, wilayah, hulubalang, perwira-perwira, harta, juga tanpa keluarga. Bagi Yusuf, dia dibawa bukan hanya di lubang sumur yang dalam, tapi sampai penjara. Situasi itu membuat mereka mengalami Tuhan. Abraham, seperempat abad menunggu anaknya lahir. Namun, kemudian Allah perintahkan untuk disembelih. Abraham berurusan dengan Tuhan bukan dalam fantasi, alam maya, namun dalam fakta kehidupan. Semua kita harus mengalami itu.

Sebab orang beragama belum tentu bertuhan. Tetapi kekristenan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran. Sehingga kita harus memiliki interaksi dengan Tuhan, apalagi di dalam kekristenan itu hukumnya Tuhan sendiri—harus mengerti pikiran dan perasaan Tuhan, bersentuhan dengan pikiran dan perasaan Tuhan. Tidak bisa diwakili oleh buku, doktrin. Oleh sebab itu, kekristenan tidak bisa menjadi sambilan, tapi harus menyita seluruh hidup kita. Maka fokus kita setiap hari adalah bagaimana kita mengalami Tuhan di dalam pergumulan hidup yang kita hadapi, karena pergumulan hidup kita merupakan medianya. Sesuai dengan aktivitas hidup kita masing-masing, itu merupakan media di mana kita bergaul dengan Allah di situ. Bagaimana terang Kerajaan Tuhan menerangi hidup kita di dalam area, profesi, dan aktivitas hidup kita. Itulah yang membuat aktivitas kita menjadi bernilai, dan mestinya menjadi catatan abadi.

Kita harus mengerti dan menerima bahwa hidup sebagai anak-anak Allah itu sangat luar biasa. Keunggulannya terletak pada kesempatan bisa berinteraksi dengan Allah, mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Roh Kudus akan menuntun kita pada kondisi-kondisi di mana kita harus berinteraksi dengan Allah. Tuhan ajak kita berpikir seperti Dia berpikir, berlaku firman yang mengatakan, “Kamu tidak Kusebut lagi hamba, karena hamba tidak tahu apa yang dilakukan tuannya. Kamu Kusebut sahabat.”

  continue reading

24 episod

Artwork

Menjadi Sahabat Tuhan 

Truth Daily Enlightenment

11 subscribers

published

iconKongsi
 

Fetch error

Hmmm there seems to be a problem fetching this series right now. Last successful fetch was on June 25, 2024 19:07 (11d ago)

What now? This series will be checked again in the next hour. If you believe it should be working, please verify the publisher's feed link below is valid and includes actual episode links. You can contact support to request the feed be immediately fetched.

Manage episode 425612976 series 2550505
Kandungan disediakan oleh Erastus Sabdono. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh Erastus Sabdono atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.

Tidak banyak orang yang sungguh-sungguh mengalami Tuhan, walaupun mereka ada di lingkungan pelayanan. Sebab kalau seseorang benar-benar mengalami Tuhan, ia pasti memiliki kegentaran yang benar-benar mewarnai hidup orang tersebut. Kalau Tuhan hanya menjadi bahan renungan, pemikiran, pengetahuan, atau teologi, bahkan menjadi fantasi, pasti kualitas hidup orang itu rendah. Tetapi berhubung sedikit orang yang benar-benar mengalami Tuhan, maka orang-orang yang kualitas hidup bertuhannya rendah ini bisa tidak dikenali. Sebab standar yang dimiliki oleh banyak orang Kristen adalah standar orang beragama pada umumnya, yang mana Tuhan menjadi pengetahuan, dan Tuhan ‘dipermainkan’ dalam liturgi.

Pengakuan dan pernyataan kita kepada Tuhan sering tidak sinkron dengan hidup kita setiap hari. Dan kita menganggap itu sebagai hal biasa, karena memang liturgi begitu. Kita menyanyi lagu ‘Laskar Kristus,’ tapi dalam keseharian hidup, kita menjadi laskar setan; tidak sinkron. Memang, ada yang menyatakan ini sebagai satu kesediaan, walaupun belum memenuhinya, tapi ada kecintaan untuk memenuhinya. Masalahnya, ada yang menyanyi tanpa perasaan, tanpa komitmen, tanpa tekad, dan itu sebenarnya sikap mempermainkan Tuhan. Tetapi dia tidak akan sanggup serius, karena memang hari-hari hidupnya tidak pernah serius.

Lagu yang kita nyanyikan, pernyataan yang kita sampaikan seharusnya mendesak dan mengondisi kita untuk berurusan dengan Tuhan secara benar. Walau kita belum memenuhinya secara penuh, tetapi ada tekad, kerinduan, dan kesediaan. Masalahnya, kalau orang tidak punya tekad, kesediaan, dan komitmen, itu artinya mempermainkan Tuhan di dalam liturgi gereja. Untuk itu, kita harus mengalami Tuhan. Jadi kita bersyukur Tuhan membawa kita di kondisi-kondisi di mana kita dipaksa untuk mencari Tuhan. Kondisi di mana tidak ada orang yang bisa menolong. Dan Tuhan juga marah kalau kita bergantung kepada manusia. Sedikit memperhitungkan manusia dapat menolong, Tuhan tersinggung, karena itu melecehkan Tuhan.

Itu kondisi yang luar biasa untuk bisa mengalami Tuhan. Bahkan bagi kita pada level tertentu, ketika menghadapi situasi sulit, kita tidak boleh susah apalagi putus asa. Jika kita susah berarti kita melecehkan atau meremehkan Tuhan, seakan-akan Tuhan tidak berdaya, tidak setia, mengingkari janji bahwa Dia akan menyertai. Memang ini tingkat yang paling berat dan sulit, tetapi kita harus sampai tingkat itu. Ketika kita ada di satu keadaan yang sulit, Tuhan tidak suka wajah kita bersungut-sungut. Hal ini Tuhan ajarkan dengan mengingat Markus 4:35-41. Sebab orang besar di mata Tuhan adalah mereka yang dibawa Tuhan ke pantai Laut Kolsom, perapian yang menyala, gua singa; dibawa ke situasi sulit yang rasanya tidak mungkin ada jalan keluar.

Bagi Daud, Ziklag. Ketika seluruh keluarga hulubalang dan keluarganya sendiri ditawan bangsa Amalek. Mereka menangis, dan tidak bisa menangis lagi karena suaranya habis. Itu pahit sekali. Dan para tentara Daud berbalik mau memberontak kepada Daud. Daud tidak punya siapa-siapa, raja tanpa takhta, wilayah, hulubalang, perwira-perwira, harta, juga tanpa keluarga. Bagi Yusuf, dia dibawa bukan hanya di lubang sumur yang dalam, tapi sampai penjara. Situasi itu membuat mereka mengalami Tuhan. Abraham, seperempat abad menunggu anaknya lahir. Namun, kemudian Allah perintahkan untuk disembelih. Abraham berurusan dengan Tuhan bukan dalam fantasi, alam maya, namun dalam fakta kehidupan. Semua kita harus mengalami itu.

Sebab orang beragama belum tentu bertuhan. Tetapi kekristenan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran. Sehingga kita harus memiliki interaksi dengan Tuhan, apalagi di dalam kekristenan itu hukumnya Tuhan sendiri—harus mengerti pikiran dan perasaan Tuhan, bersentuhan dengan pikiran dan perasaan Tuhan. Tidak bisa diwakili oleh buku, doktrin. Oleh sebab itu, kekristenan tidak bisa menjadi sambilan, tapi harus menyita seluruh hidup kita. Maka fokus kita setiap hari adalah bagaimana kita mengalami Tuhan di dalam pergumulan hidup yang kita hadapi, karena pergumulan hidup kita merupakan medianya. Sesuai dengan aktivitas hidup kita masing-masing, itu merupakan media di mana kita bergaul dengan Allah di situ. Bagaimana terang Kerajaan Tuhan menerangi hidup kita di dalam area, profesi, dan aktivitas hidup kita. Itulah yang membuat aktivitas kita menjadi bernilai, dan mestinya menjadi catatan abadi.

Kita harus mengerti dan menerima bahwa hidup sebagai anak-anak Allah itu sangat luar biasa. Keunggulannya terletak pada kesempatan bisa berinteraksi dengan Allah, mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Roh Kudus akan menuntun kita pada kondisi-kondisi di mana kita harus berinteraksi dengan Allah. Tuhan ajak kita berpikir seperti Dia berpikir, berlaku firman yang mengatakan, “Kamu tidak Kusebut lagi hamba, karena hamba tidak tahu apa yang dilakukan tuannya. Kamu Kusebut sahabat.”

  continue reading

24 episod

Alle Folgen

×
 
Loading …

Selamat datang ke Player FM

Player FM mengimbas laman-laman web bagi podcast berkualiti tinggi untuk anda nikmati sekarang. Ia merupakan aplikasi podcast terbaik dan berfungsi untuk Android, iPhone, dan web. Daftar untuk melaraskan langganan merentasi peranti.

 

Panduan Rujukan Pantas

Podcast Teratas