Menghormati, Dihormati
Siri yang diarkibkan ("Suapan tidak aktif" status)
When? This feed was archived on July 29, 2024 03:26 (). Last successful fetch was on June 26, 2024 18:55 ()
Why? Suapan tidak aktif status. Pelayan kami tidak dapat untuk mendapatkan kembali suapan podcast yang sah untuk tempoh yang didapati.
What now? You might be able to find a more up-to-date version using the search function. This series will no longer be checked for updates. If you believe this to be in error, please check if the publisher's feed link below is valid and contact support to request the feed be restored or if you have any other concerns about this.
Manage episode 422700438 series 1785659
Firman Tuhan mengatakan, “Orang yang menghormati Tuhan akan dihormati.” Allah membuat dia terhormat. Siapakah mereka yang menghormati Tuhan itu? Yang pertama, orang yang hidup tak bercacat, tak bercela. Ketika kita berbuat dosa, berarti kita tidak menghormati Allah. Sebab ketika kita melakukan kesalahan, sejatinya itu adalah sikap tidak menghormati Allah. Karenanya di dalam renungan hati kita, di dalam pikiran kita, tidak boleh ada sesuatu yang Tuhan tidak berkenan. Supaya hati, pikiran kita bersih, maka kita tidak boleh menonton, menyaksikan, menikmati tayangan atau tontonan apa pun yang Tuhan tidak menghendaki kita menyaksikan. Sebab hal itu merusak pikiran dan jiwa kita.
Kadang-kadang kita tergoda mau melihat ini dan itu, tapi kita harus ingat bahwa kita bisa terpengaruh atau terbawa sehingga pikiran menjadi tidak bersih, perasaan menjadi tidak bersih. Itu sudah merupakan sikap tidak menghormati Allah. Termasuk juga dengan perkataan yang sia-sia, ucapan yang sia-sia, itu tidak menghormati Allah. Apalagi dengan perbuatan, lebih lagi. Mari kita minta ampun atas semua dosa yang telah kita lakukan dan jangan berbuat dosa lagi. Itu sikap menghormati Allah. Tanpa kesucian kita tidak bisa dipandang sebagai orang yang menghormati Allah.
Maka orang yang tidak hidup suci, tidak akan layak di hadapan Tuhan. Ini bukan satu hal yang mudah, juga bukan satu hal yang sederhana. Tetapi tidak bisa tidak, karena Allah Bapa yang berkata, “Kuduslah kamu, sebab Aku Kudus.” Di Perjanjian Lama, setiap kali Allah mau bertemu dengan umat-Nya, Allah berkata kepada hamba-hamba-Nya, “Kuduskan umat-Ku.” Mereka tidak bisa dan memang tidak boleh menghampiri Allah dengan keadaan yang tidak kudus
Yang kedua, tidak berharap pertolongan manusia. Ketika kita di dalam persoalan, dalam masalah, dalam kebutuhan, kita memikirkan seseorang dan berharap orang itu menolong, berarti kita menghina Tuhan. Seakan-akan Tuhan tidak bisa diharapkan. Jangan melirik siapa pun ketika kita dalam kesulitan; pandang Tuhan. Lebih baik kita jatuh hancur daripada kita berharap pertolongan manusia. Sebab kalau kita berharap pertolongan manusia, maka yang terjadi adalah kita tidak menghormati Tuhan. Kita tidak memuji Dia dengan baik. Kita tidak bisa memuja dan menyembah Allah.
Kita tidak bisa menghormati Tuhan secara patut kalau kita berharap pertolongan manusia. Kita memandang dan mengharapkan pertolongan kepada manusia itu suatu kenajisan. Sebab firman Tuhan mengatakan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia.” Ketika kita ada di dalam pergumulan, di dalam persoalan berat, kita memandang Tuhan. Kita belajar mempercayai Dia, bahwa Allah yang hidup, Allah yang berkuasa dan sekaligus Allah yang setia. Allah yang Maha Baik. Pelajaran ini luar biasa Tuhan ajarkan kepada kita.
Maka jangan membuka celah sekecil apa pun untuk mengintip manusia. Ketika kita ada dalam ruangan gelap, semua pintu tertutup, tutup mata saja dan pandang Tuhan. Jangan mencari celah, lubang, untuk mengintip kalau-kalau ada manusia atau siapa pun yang menolong kita di ruang gelap itu. Kenyataannya banyak di antara kita yang sedang berada di ruangan gelap seperti ini. Percayalah, Tuhan yang telah membawa orang-orang besar seperti Musa, Yusuf, Daud di ruang gelap—ruangan di mana tidak ada pengharapan, ruangan di mana tidak ada pertolongan—demikian juga kita.
Di situ kita harus sabar menunggu pertolongan dari Tuhan. Harus sabar menantikan Tuhan. Jangan mencari celah sekecil apa pun, mengintip cari lubang sekecil apa pun untuk menangkap siapa-siapa yang bisa menolong. Kita tidak akan bisa memuja Tuhan, memuji Tuhan, menyembah Dia, dan tidak akan bisa menghormati Tuhan secara patut, kalau kita berharap pertolongan manusia. Kadang Tuhan mau mengajar kita untuk dapat memuliakan dan menghormati Dia dengan benar dengan membuat semua pintu tertutup. Maka, percayalah Pribadi-Nya dan jangan mencurigai Tuhan sekecil apa pun.
Yang ketiga, ketika kita menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya kebahagiaan; bukan salah satunya, melainkan satu-satunya! Sebagaimana pemazmur katakan, “Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.” Jangan memperhitungkan apa pun sebagai kesenangan. Jangan memperhitungkan apa pun sebagai kesukaan. Hanya Tuhan kebahagiaan kita. Dengan demikian kita akan terarahkan ke langit baru bumi baru, terarahkan untuk merindukan Tuhan, karena hanya Dia kesukaan kita. Hanya Dia kebahagiaan kita. Dengan demikian kita bisa berkata, “I adore You, my Lord. I adore You my beloved Father. Aku memuja-Mu.”
154 episod