Artwork

Kandungan disediakan oleh KBR Prime. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh KBR Prime atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.
Player FM - Aplikasi Podcast
Pergi ke luar talian dengan aplikasi Player FM !

Angka Perkawinan Anak Indonesia Tertinggi Kedua di ASEAN

27:09
 
Kongsi
 

Manage episode 346507436 series 3127068
Kandungan disediakan oleh KBR Prime. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh KBR Prime atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.

Organisasi Save the Children Indonesia mengungkap angka perkawinan anak di Indonesia tertinggi kedua di ASEAN atau di urutan ke 8 di dunia.

Kenapa angka ini penting dan harus segera di atasi? Berdasarkan laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, perkawinan anak memiliki berbagai dampak negatif yang tidak hanya merugikan anak, maupun keluarga, tapi secara keseluruhan juga merugikan negara. Adapun berbagai dampak negatif dari perkawinan anak, yaitu meningkatnya angka anak putus sekolah akibat menikah, tingginya angka stunting, angka kematian bayi, angka kematian ibu, meningkatnya pekerja anak, adanya upah rendah, sehingga menimbulkan kemiskinan.

Secara medis, pernikahan usia muda diketahui meningkatkan risiko keguguran, kematian bayi, kanker serviks, penyakit kelamin, hingga gangguan mental akibat tekanan sosial untuk memikul tanggung jawab orang dewasa di usia yang masih belia. Studi terbitan Journal of Social and Personal Relationship tahun 2012 mengatakan bahwa 25 tahun adalah batas usia paling ideal untuk menikah. Sementara itu, Biro Sensus AS tahun 2013 melaporkan bahwa usia ideal menikah adalah mulai usia 27 tahun untuk perempuan dan 29 untuk si pria.

Lantas, bagaimana Kemen PPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) melihat masih tingginya angka ini? Apa kendala atau pemicu masih tingginya angka perkawinan anak? Di daerah mana saja berdasarkan catatan kementerian, angka perkawinan
anaknya masih tinggi? Kita akan bincangkan hal ini bersama dengan Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Rohika Kurniadi Sari. Simak juga pernyataan dari Staff Advokasi Save the Children Indonesia, Siti Fuadilla dan Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan, Fita Maulina soal hal ini.

*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id

  continue reading

1338 episod

Artwork
iconKongsi
 
Manage episode 346507436 series 3127068
Kandungan disediakan oleh KBR Prime. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh KBR Prime atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.

Organisasi Save the Children Indonesia mengungkap angka perkawinan anak di Indonesia tertinggi kedua di ASEAN atau di urutan ke 8 di dunia.

Kenapa angka ini penting dan harus segera di atasi? Berdasarkan laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, perkawinan anak memiliki berbagai dampak negatif yang tidak hanya merugikan anak, maupun keluarga, tapi secara keseluruhan juga merugikan negara. Adapun berbagai dampak negatif dari perkawinan anak, yaitu meningkatnya angka anak putus sekolah akibat menikah, tingginya angka stunting, angka kematian bayi, angka kematian ibu, meningkatnya pekerja anak, adanya upah rendah, sehingga menimbulkan kemiskinan.

Secara medis, pernikahan usia muda diketahui meningkatkan risiko keguguran, kematian bayi, kanker serviks, penyakit kelamin, hingga gangguan mental akibat tekanan sosial untuk memikul tanggung jawab orang dewasa di usia yang masih belia. Studi terbitan Journal of Social and Personal Relationship tahun 2012 mengatakan bahwa 25 tahun adalah batas usia paling ideal untuk menikah. Sementara itu, Biro Sensus AS tahun 2013 melaporkan bahwa usia ideal menikah adalah mulai usia 27 tahun untuk perempuan dan 29 untuk si pria.

Lantas, bagaimana Kemen PPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) melihat masih tingginya angka ini? Apa kendala atau pemicu masih tingginya angka perkawinan anak? Di daerah mana saja berdasarkan catatan kementerian, angka perkawinan
anaknya masih tinggi? Kita akan bincangkan hal ini bersama dengan Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Rohika Kurniadi Sari. Simak juga pernyataan dari Staff Advokasi Save the Children Indonesia, Siti Fuadilla dan Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan, Fita Maulina soal hal ini.

*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id

  continue reading

1338 episod

All episodes

×
 
Loading …

Selamat datang ke Player FM

Player FM mengimbas laman-laman web bagi podcast berkualiti tinggi untuk anda nikmati sekarang. Ia merupakan aplikasi podcast terbaik dan berfungsi untuk Android, iPhone, dan web. Daftar untuk melaraskan langganan merentasi peranti.

 

Panduan Rujukan Pantas

Podcast Teratas