Info Kita (B) - 2024-07-18
Manage episode 429511215 series 3382188
Simulasi militer "Wan An 47" akan dilaksanakan pada tanggal 22 Juli hingga 25 Juli 2024. Simulasi ini juga akan dilaksanakan bersamaan dengan latihan militer Han Kuang.
Masyarakat diingatkan bahwa mereka yang tidak mematuhi peraturan pengontrolan yang sesuai dengan Pasal 21 Undang-Undang Pertahanan Sipil, dan Pasal 12 Peraturan Pelaksanaan Latihan Pertahanan Udara, dapat dikenakan denda sebesar NT$30.000 hingga NT$150.000.
Kementerian Pertahanan Nasional (MND) dalam konferensi pers rutinnya pada menyatakan bahwa peringatan ancaman udara berupa "serangan misil dan roket di wilayah tertentu di Taiwan" akan dirilis.
Selain itu, tautan baru akan ditambahkan, yang memungkinkan masyarakat untuk memeriksa fasilitas perlindungan yang berada terdekat dengan lokasi di mana mereka berada.
Salah seorang pejabat MND, Chu Sen-tsuen (朱森村), menyatakan bahwa simulasi militer Wan An untuk tahun ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, yang dimulai semenjak tanggal 22 Juli hingga 25 Juli 2024, yang disesuaikan dengan beberapa kategori lokasi di Taiwan.
Pada tanggal 22 Juli 2024 (Senin), simulasi militer Wan An akan dilaksanakan di 7 kabupaten/kota di wilayah tengah Taiwan, meliputi Kabupaten Miaoli, Kota Taichung, Kabupaten Nantou, Kabupaten Changhua, Kabupaten Yunlin, Kabupaten Chiayi, dan Kota Chiayi.
Pada tanggal 23 Juli 2024 (Selasa), simulasi militer Wan An akan dilaksanakan di 7 kabupaten/kota di wilayah utara Taiwan, meliputi Kabupaten Yilan, Kota Keelung, Kota Taipei, Kota New Taipei, Kota Taoyuan, Kabupaten Hsinchu, dan Kota Hsinchu.
Pada tanggal 24 Juli 2024 (Rabu), simulasi militer Wan An akan dilaksanakan di 5 kabupaten/kota di wilayah timur dan pulau-pulau terluar Taiwan, yaitu Kabupaten Hualien, Kabupaten Taitung, Kabupaten Kinmen, Kabupaten Lienchiang, dan Kabupaten Penghu.
Pada tanggal 25 Juli 2024 (Kamis), simulasi militer Wan An akan dilaksanakan di 3 kabupaten/kota di wilayah selatan Taiwan, yaitu Kota Tainan, Kota Kaohsiung, dan Kabupaten Pingtung.
Simulasi akan berlangsung mulai pukul 13:30 hingga 14:00, dan selama waktu tersebut akan dilakukan evakuasi, pengontrolan, dan pengendalian lalu lintas.
Menteri Ketenagakerjaan Taiwan: Pekerja Migran India akan Mulai Datang pada Pertengahan Tahun 2025
(Taiwan, ROC) --- MOU (Memorandum of Understanding) perihal perekrutan pekerja India di Taiwan telah disetujui oleh Yuan Legislatif pada bulan Juni 2024.
Menteri Ketenagakerjaan, Ho Pei-shan (何佩珊), dalam sebuah wawancara dengan media online (17/7), menyatakan bahwa mereka berharap untuk mulai mendatangkan pekerja India pada pertengahan tahun depan, dengan skala awal yakni 1000 orang.
Saat hadir dalam wawancara dalam program YahooTV, Menteri Ho Pei-shan menyampaikan bahwa India secara aktif menanyakan perihal jumlah dan sektor perindustrian yang terbuka bagi pekerja mereka.
Namun, berapa banyak pekerja yang dapat diberikan, masih bergantung pada tingkat penerimaan Taiwan terhadap India.
"Awalnya kami akan berhati-hati, karena perbedaan budaya yang cukup besar, adaptasi membutuhkan waktu," kata Menteri Ho Pei-shan.
"Pada tahap awal, kami akan mendatangkan 1000 orang, diperkirakan pada pertengahan tahun depan (mulai datang)," lanjutnya.
Ho Pei-shan menunjukkan bahwa fokus perekrutan pekerja migran India saat ini akan ditempatkan di industri manufaktur, tetapi di masa depan, industri konstruksi, pertanian, dan pekerjaan rumah tangga juga memungkinkan.
"Target saya adalah tahun depan," kata Ho saat ditanya tentang jadwal pastinya. "Pertengahan tahun depan," tambahnya.
Menanggapi seruan pengusaha Taiwan untuk membangun platform Direct Hiring, Menteri Ho Pei-shan menjelaskan bahwa banyak LSM pekerja migran menentang keras keterlibatan agen karena rentan eksploitasi. Mereka menginginkan skema "Direct Hiring" antarpemerintah (G to G).
Namun saat ini, India belum memiliki sistem "Direct Hiring". Pelaksanaannya perlu mempertimbangkan sikap India. "Direct Hiring" hanya bisa diujicobakan secara terbatas, dan tidak bisa langsung diterapkan secara penuh.
Menteri juga menekankan bahwa peran agensi tidak boleh dipandang negatif. Agensi berperan menjembatani perbedaan budaya, dan banyak perusahaan yang masih membutuhkannya.
Dalam wawancara dengan media CNEWS, Menteri Ho Pei-shan menambahkan bahwa India secara aktif ingin menandatangani MoU dengan Taiwan. Hal ini menunjukkan sikap bersahabat India. Mengingat situasi diplomatik Taiwan yang sulit, hubungan baik dengan negara besar seperti India sangatlah bermanfaat.
Ia juga menyatakan bahwa Taiwan selama ini bergantung pada empat negara sumber pekerja migran selama lebih dari 20 tahun. Oleh karena itu, Taiwan perlu mencari sumber baru untuk memastikan keberlanjutan pasokan tenaga kerja.
Kabar Gembira untuk PMA! Batas Maksimum Pengiriman Uang Tahunan Ditingkatkan Menjadi NT$500.000
(Taiwan, ROC) --- Jumlah Pekerja Migran Asing (PMA) di Taiwan telah melampaui 700.000 orang. Angka yang tidak sedikit ini telah menghasilkan aliran pengiriman uang yang signifikan.
Data semester pertama untuk tahun ini menunjukkan bahwa nilai pengiriman uang dalam jumlah kecil telah mencapai angka NT$40,4 miliar, mencatatkan peningkatan sebesar 60% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menyikapi kenaikan upah pekerja migran, pihak Komisi Pengawas Keuangan (FSC) Taiwan melakukan amandemen peraturan dengan meningkatkan batas maksimum pengiriman uang tahunan menjadi NT$500.000 per pekerja per tahun.
Langkah FSC ini juga didorong oleh meningkatnya ketertarikan para pelaku usaha untuk memasuki sektor ekonomi yang melibatkan komunitas pekerja migran. Untuk itu, FSC mewajibkan modal disetor minimal sebesar NT$100 juta bagi perusahaan yang ingin menjalankan bisnis pengiriman uang bagi pekerja migran.
Dewan Pembangunan Nasional (NDC) mencatat, jumlah pekerja migran di Taiwan mencapai angka 763.381 orang pada akhir kuartal pertama tahun ini. Kondisi ini mendorong peningkatan kebutuhan layanan pengiriman uang dalam jumlah kecil.
FSC mencatat, nilai pengiriman uang pada semester pertama tahun ini mencapai NT$40,4 miliar, atau meningkat sebesar NT$14,8 miliar (lebih dari 50%) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar NT$25,6 miliar.
Untuk mengantisipasi kehadiran pemain baru di sektor bisnis pengiriman uang bagi pekerja migran, maka FSC telah merevisi beberapa peraturan terkait.
Salah satunya, perusahaan non-khusus yang menyediakan layanan pengiriman uang untuk pekerja migran asing wajib memiliki modal disetor minimal sebesar NT$100 juta.
Pejabat Biro Perbankan FSC menjelaskan bahwa sebelumnya tidak ada persyaratan terkait modal disetor untuk bisnis pengiriman uang. Namun, regulasi terbaru mensyaratkan modal disetor atau dana operasional harus mencapai minimal NT$100 juta bagi perusahaan yang ingin beroperasi di sektor ini.
Kebijakan ini bertujuan untuk memitigasi potensi masalah yang mungkin timbul dari kehadiran pemain baru dan untuk menyempurnakan kerangka regulasi yang ada.
Sebelumnya juga terdapat batasan pengiriman uang bagi pekerja migran di Taiwan, yaitu tidak lebih dari NT$30.000 per transaksi dan tidak lebih dari NT$400.000 per tahun.
Namun, berdasarkan penjelasan Yuan Legislatif dan data yang diberikan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (MOL), menunjukkan bahwa upah pekerja migran semakin tahun semakin meningkat.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan praktis yang ada, maka batas maksimum pengiriman uang tahunan dinaikkan dari NT$400.000 menjadi NT$500.000.
311 episod