Artwork

Kandungan disediakan oleh KBR Prime. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh KBR Prime atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.
Player FM - Aplikasi Podcast
Pergi ke luar talian dengan aplikasi Player FM !

Swiftnomics, Indonesia Butuh Taylor Swift?

28:45
 
Kongsi
 

Manage episode 404567495 series 3127068
Kandungan disediakan oleh KBR Prime. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh KBR Prime atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.

The ERAS TOUR dari penyanyi Taylor Swift ini gak ada habis-habisnya diperbincangkan. Apalagi kalau melihat keuntungan yang dibawa pelantun All Too Well ini di Singapura sana. Prediksinya sih sampai Rp5,8 triliun.

Konser Taylor Swift dilangsungkan di Negeri Singa itu selama enam hari yang terbagi dalam dua akhir pekan, yakni 2-4 Maret 2024 dan dilanjutkan pada 7-9 Maret 2024.

Indonesia sendiri, di saat yang sama yakni Sabtu lalu, menggelar konser penyanyi asal Inggris, Ed Sheeran, di Jakarta International Stadium bertajuk Mathematics Tour. Menparekraf Sandiaga Uno bahkan menargetkan konser Ed Sheeran ini mampu memberikan dampak ekonomi untuk Indonesia lebih dari Rp100 miliar.

Dengan keuntungan ekonomi dari konser musik internasional seperti yang sudah-sudah, perlukah juga kita mendatang Taylor Swift ke depannya?

Kalau kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, Indonesia membutuhkan Swiftnomics atau efek ekonomi yang dihasilkan lewat konser Taylor Swift.

Melalui akun Instagramnya, Sandi mengatakan, Indonesia perlu langkah-langkah macam pemerintah Singapura dan Australia yang bisa meyakinkan Taylor konser di Indonesia. Lantaran konser Taylor ini, nggak cuma menguntungkan penyelenggara konser. Tapi sektor wisata juga bisa didongkrak, lewat kedatangan wisatawan yang mau ngonser sambil wisata.

Tapi sebelum terwujud Konser Taylor Swift di Indonesia, ada beberapa artis yang sudah dijadwalkan konser tahun ini. Rencananya ada solois asal Korea Selatan, IU pada 27-28 April 2024 di ICE BSD, Tangerang Selatan. Kemudian, ada mantan personil boy group One Direction yaitu Nial Horan, yang bakal gelar konser di Beach City International Stadium, Ancol pada 11 Mei 2024. Serta, band metal Lamb of God yang dijadwalkan 4-5 Mei 2024 di Pantai Carnaval Ancol, Jakarta Utara.

Soal hal ini yuk kita cari tahu bersama dengan Menparekraf Sandiaga Uno, Managing Director Color Asia Live David Ananda, Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad dan Ketua GenPI Nasional Siti Chodijah.

*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id

  continue reading

1338 episod

Artwork
iconKongsi
 
Manage episode 404567495 series 3127068
Kandungan disediakan oleh KBR Prime. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh KBR Prime atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.

The ERAS TOUR dari penyanyi Taylor Swift ini gak ada habis-habisnya diperbincangkan. Apalagi kalau melihat keuntungan yang dibawa pelantun All Too Well ini di Singapura sana. Prediksinya sih sampai Rp5,8 triliun.

Konser Taylor Swift dilangsungkan di Negeri Singa itu selama enam hari yang terbagi dalam dua akhir pekan, yakni 2-4 Maret 2024 dan dilanjutkan pada 7-9 Maret 2024.

Indonesia sendiri, di saat yang sama yakni Sabtu lalu, menggelar konser penyanyi asal Inggris, Ed Sheeran, di Jakarta International Stadium bertajuk Mathematics Tour. Menparekraf Sandiaga Uno bahkan menargetkan konser Ed Sheeran ini mampu memberikan dampak ekonomi untuk Indonesia lebih dari Rp100 miliar.

Dengan keuntungan ekonomi dari konser musik internasional seperti yang sudah-sudah, perlukah juga kita mendatang Taylor Swift ke depannya?

Kalau kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, Indonesia membutuhkan Swiftnomics atau efek ekonomi yang dihasilkan lewat konser Taylor Swift.

Melalui akun Instagramnya, Sandi mengatakan, Indonesia perlu langkah-langkah macam pemerintah Singapura dan Australia yang bisa meyakinkan Taylor konser di Indonesia. Lantaran konser Taylor ini, nggak cuma menguntungkan penyelenggara konser. Tapi sektor wisata juga bisa didongkrak, lewat kedatangan wisatawan yang mau ngonser sambil wisata.

Tapi sebelum terwujud Konser Taylor Swift di Indonesia, ada beberapa artis yang sudah dijadwalkan konser tahun ini. Rencananya ada solois asal Korea Selatan, IU pada 27-28 April 2024 di ICE BSD, Tangerang Selatan. Kemudian, ada mantan personil boy group One Direction yaitu Nial Horan, yang bakal gelar konser di Beach City International Stadium, Ancol pada 11 Mei 2024. Serta, band metal Lamb of God yang dijadwalkan 4-5 Mei 2024 di Pantai Carnaval Ancol, Jakarta Utara.

Soal hal ini yuk kita cari tahu bersama dengan Menparekraf Sandiaga Uno, Managing Director Color Asia Live David Ananda, Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad dan Ketua GenPI Nasional Siti Chodijah.

*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id

  continue reading

1338 episod

Semua episod

×
 
Loading …

Selamat datang ke Player FM

Player FM mengimbas laman-laman web bagi podcast berkualiti tinggi untuk anda nikmati sekarang. Ia merupakan aplikasi podcast terbaik dan berfungsi untuk Android, iPhone, dan web. Daftar untuk melaraskan langganan merentasi peranti.

 

Panduan Rujukan Pantas

Podcast Teratas