Mengedukasi Pemilih Muda Bermodal Media Sosial
Manage episode 348951729 series 3127068
Ketika Pemilihan Umum (Pemilu) digelar di era digital seperti ini, maka sudah semestinya teknologi informasi dimaksimalkan penggunaannya. Begitupun dengan media sosial. Zaman now siapa sih yang gak main media sosial? Tak terkecuali para pemilih pemula yang punya akun medsos lengkap buat Twitter, Instagram, YouTube sampai TikTok. Namun, sudahkah media sosial itu dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk keperluan Pemilu?
Melansir laman Kementerian Komunikasi dan Informatika, media sosial menjadi sarana paling efektif untuk menyalurkan pendapat warganet. Kampanye dengan menggunakan media sosial juga dinilai jauh lebih efektif dan efisien menyasar kaum menengah ke atas, dibandingkan dengan melakukan kampanye konvensional, yaitu menggunakan atribut partai politik dan berorasi di ruangan terbuka.
Tapi nih, dengan bermodalkan gawai dan koneksi internet, banyak juga penyebaran informasi yang belum terkonfirmasi kebenerannya atau hoaks. Ada juga fenomena soal buzzer atau relawan yang menjamur di media sosial.
Lantas, Bisa gak sih konten di media sosial ini dijadikan sarana edukasi bagi pemilih muda? Konten seperti apa yang dibutuhkan masyarakat di Indonesia sendiri terkait Pemilu? Apakah konten SARA dan politik identitas masih jadi tantangan? Kita akan bincangkan hal ini bersama dengan Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Amalia Salabi dan Founder Voice of Democracy (Vodem) Indonesia, Jhon Ias Ganesa.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
1343 episod