BAWA AKU TERLELAP

Mas Risky

Alunan rindu beradu pada nyanyian burung dibawah langit tempat kita menatap. Gemuruh memberi kabar duka bahwa tetesan ingatan akan segera tiba dimataku. Aku melihat bayangan kita, dibalik rintik hujan, saat menyusuri jalanan, …dua orang yang tertawa riang seolah kebersamaan yang sedang mereka lewati akan abadi. Aku mencium aroma tubuhmu pada angin malam, seseorang yang ku kira akan menjadi bulan, namun akhirnya hanya sebatas kenangan. Aku mendengar suaramu pada desah nafas dalam heningnya kamarku, dimana dulu ceritamu adalah lagu pengantar tidur favoritku. Kita yang dulu takut kehilangan satu sama lain, kini harus takluk pada takdir masing-masing. Kau yang dulu sangat yakin, bahwa hidup tanpaku adalah kesepian yang tidak pernah menemukan jawaban, kini jutru terlihat baik baik saja, sesudah perayaan bernama perpisahan itu tiba. Lalu akupun ragu, rasa sakit akan hidup tanpamu yang dengan lantang aku ucapkan, ternyata tidak benar-benar terjadi. Luka yang sebenarnya menganga adalah pada saat kita berada di ujung tali… yang sudah tidak mungkin dicegah terputusnya. Sampai detik ini, kita masih tetap hidup meski peran masing-masing telah tertutup. Kau adalah rasa sakit terindah yang pernah ku jamah. Andai kebersamaan kita adalah suatu film, yang tidak hanya hadir dalam ingatan, aku akan memutarnya Kembali untuk melihat beberapa episode yang menyenangkan, juga menguatkan. Sudahlah, tulisan ini hanya untuk dibaca, bukan di aminkan kehadirannya. Selamat tidur, kegilaan terwarasku.