Artwork

Kandungan disediakan oleh 中央廣播電臺 RTI Radio Taiwan International and Ipung Chandra. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh 中央廣播電臺 RTI Radio Taiwan International and Ipung Chandra atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.
Player FM - Aplikasi Podcast
Pergi ke luar talian dengan aplikasi Player FM !

Manusia & Teknologi - 2022-11-03

 
Kongsi
 

Manage episode 346062456 series 3381956
Kandungan disediakan oleh 中央廣播電臺 RTI Radio Taiwan International and Ipung Chandra. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh 中央廣播電臺 RTI Radio Taiwan International and Ipung Chandra atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.

Selandia Baru Berjuang kurangi Emisi, kotoran Domba dan Sapi kenakan pajak Buangan.

Berdasarkan sebuah regulasi pengguna yang melepas gas emisi yang membayar, Gas emisi yang di lepas dari seekor binatang apakah juga harus terkena imbas dari regulasi ini? Selandia baru demi mengejar target Nol Emisi di tahun 2050 mendatang, pemerintah setempat sedang gencar-gencarnya menggalakkan berbagai program dan regulasi yang mendukung program ini, perencanaan binatang pakan serta hewan peliharaan dalam skala komersil harus di kenakan pajak atas emisi yang di lepas dari pemilik hewan ternak. regulasi ini nampaknya menimbulkan banyak sekali respon yang berbeda dari kalangan warga, seperti petani dan peternak yang majoritas tidak setuju dengan implementasi regulasi terkait.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Kotoran dari hewan sapi dan domba akan melepas gas Metane ke udara, dimana gas ini berdampak paling besar kepada efek rumah kaca secara global, gas ini berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Di ikuti oleh Karbon Dioksida yang turut berkontribusi pada efek rumah kaca.

Dengan kondisi yang ada pada saat ini dimana separuh dari Efek Rumah kaca Selandia Baru yang berasal dari Gas Metane di berasal dari hewan ternak dan bidang agrikultur. Apabila di bandingkan dengan jumlah total populasi yang berbanding lebih banyak hewan ternak ketimbang manusia sebanyak 7 kali lipat.

Yang patut di perhatikan dari implementasi regulasi terbaru ini adalah apakah pemerintah akan betul menggalakkan regulasi ini yang akan mengenakan pajak pada hewan ternak? Dimana regulasi ini akan memberatkan pemiliki usaha hewan ternak? Apa saja efek yang akan berdampak kepada pemilik usaha ini.

Demi menghadapi regulasi dunia terkait perubahan Iklim, pada tanggal 11 Oktober merilis sebuah rencana yang bersifat tentatif terkait pengenaan tarif pembuangan gas metane dan Nitro Oksida yang di sinyalir datang dari pemilik usaha hewan ternak. Daftar tarif dengan ragam pengenaan harga yang berkisar dari pembuangan hewan ini antara lain : Cegukan dan gas yang di lepas oleh binatang ketika membuang angin, urine dan kotoran dimana hal ini akan beroksidasi dengan udara dan akan melepaskan Nitro Oksida, dimana semakin lama nitro oksida yang di urai di alam harga pajaknya tentu akan semakin tinggi.

Gas Metane yang di lepas oleh Selandia Baru 50% di kontribusi dari sektor industri hewan ternak, sebelumnya program dari pemerintah pusat yang akan mencanangkan program nol emisi karbon memang sudah di jalankan, akan tetapi baru saja di mulai terkait tarif emisi karbon dari sektor industri hewan ternak dirasa menimbulkan banyak respon dari banyak kalangan. Hal ini menambahkan banyak keresahan apakah Selandia Baru mampu mencapai target sebagai upaya dalam penerapan Nol Emisi di tahun mendatang. Pendekatan dari pemerintah ini di harapkan agar dapat berjalan dengan baik, dengan di dukung oleh UU serta administrasi yang akan di rampungkan dalam kurun 3 tahun mendatang, di harapkan pada tahun 2025 regulasi terkait hal ini dapat di jalankan dengan baik, Perdana Menteri Selandia Baru - Jacinda Ardern yang turut menegaskan bahwa tarif pajak Emisi karbon ini adalah pertama kali di dunia.

DI lansir dari Deutsche Welle yang menjabarkan bahwa Ibukota Selandia baru - Wellington telah berjanji untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan program netral Emisi Karbon pada tahun 2050, dimana strategi pemerintah untuk mengurangis emisi metana pertanian dengan target sebesar 10% pada tahun 2030 dan akan di lanjutkan dengan prosentase sebesar 47% pada tahun 2050.

“ Ini adalah sebuah Projek Nasional yang sangat di nanti-nantikan” ujar Menteri Pertanian Selandia Baru - Damien O’connor, sembari menjelaskan bahwa perubahan secara ekstrem dalam perubahan iklim secara global, kekeringan yang datang melanda menjadi meningkat, curah hujan yang terlampau tinggi, hingga bencana banjir menjadi fenomena yang kerap di jumpai. Maka dari itu regulasi ini harus segera di jalankan, dengan harapan bahwa regulasi ini akan mendatangkan banyak manfaat bagi lingkungan dan ekonomi yang lebih besar ketimbang harus menanggung kerugian akibat bencana yang datang melanda dari sektor pertanian.

Proposal Pragmatis seperti ini tidak hanya berdampak positif bagi pengurangan karbon emisi dalam negeri, akan tetapi dengan adanya program ini dirasa mampu mendongkrak promosi Ekspor bagi dunia, dengan Branding yang ada pada saat ini di rasa mampu menambahkan nilai lebih pada produk dalam negeri yang akan di sambut baik oleh dunia, dengan adanya Branding tersebut maka para petani dapat meningkatkan taraf baik dari segi kualitas sekaligus lingkungan ekosistem yang lebih sehat dalam meraup kembali modal yang sudah di bayarkan.

Ardren menjelaskan bahwa, pajak yang telah di terima oleh negara akan di alokasikan untuk penelitian dan pengembangan teknologi yang lebih mutakhir dalam sektor industri pertanian, tentu hal positifnya akan kembali kepada para petani untuk mendapatkan dukungan serta konsultasi yang terbaik bagi para pelaku industri.

Asosiasi Petani yang tergabung dalam Federated Farmers Mengecam program ini, menunjuk bahwa program ini telah memberatkan petani dan pelaku industri dari berbagai segi, Andrew Hoggard sebagai Kepala Asosiasi Federated Farmers menjabarkan bahwa para petani asosiasi sudah bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam kurun 2 tahun lebih, dengan tujuan untuk perumusan pengurangan emisi dari sektor pertanian. Pelbagai metode yang sudah di tempuh agar dapat mengurangi jumlah pelepasan emisi karbon yang lebih efisien, hal ini mampu berimpak buruk bagi industri pangan. Regulasi baru ini akan memaksa petani untuk menjual lahan mereka, dan lambat laun sektor ini akan menghilang secara perlahan.

Partai Oposisi konservatif juga turut menentang hal yang serupa, dimana para investor pasti akan pindah ke negara dengan efisiensi karbon emisi yang lebih rendah, dimana hal ini tidak akan berimbas kepada kontribusi pengurangan nol emisi karbon dunia, yang ada adalah emisi karbon yang akan jauh lebih tinggi nilainya.

Perwakilan dari pengusasa Beef+Lamb New Zealand juga turut menambahkan bahwa pemerintah harus menimbang dan merumuskan distrik dan kawasan pertanian secara menyeluruh, Andrew Morrison sebagai perwakilan dari pelaku di industri daging potong yang menunjuk bahwa pemerintah harus mengerti bahwa jumlah lahan pertanian di New Zealand dengan luas cakupan sebesar 1.4 juta Hektar adalah hutan asli yang belum tersentuh oleh manusia, dengan jumlah luas yang begitu masif, dirasa lepasan dari karbon emisi pasti sudah terserap oleh lahan ini. New Zealand akan menggelar Pemilu umum di tahun mendatang, dirasa regulasi ini akan berdampak buruk bagi hasil pemilu di tahun depan bagi penggalang regulasi ini.

Regulasi baru, berdampak pada pengurangan sebanyak 20% gas Metana.

Hingga saat ini terdapat 10 juta ekor sapi dan 26 juta ekor domba yang berada di Selandia Baru, dimana dengan kuota yang ada pada saat ini, sudah jauh melebihi populasi lokal yang berjumlah hanya sebanyak 5 Juta Jiwa. Gas alam yang di keluarkan oleh sapi dan domba tidak hanya berkontribusi pada efek pemanasan secara global, tetapi juga menjadi salah satu masalah lingkungan terbesar di negara ini. Pengenaan pajak buangan oleh pemerintah pada peternakan sapi dan domba mungkin memiliki efek yang terkesan memaksa dalam jangka pendek, Dirasa perlu berbagai perumusan yang berbeda dalam penerapan pengurangan emisi dari sektor industri ternak.

Fonterra adalah sebuah Koperasi pemasok bahan baku susu murni di Selandia Baru, terhitung mulai dari tahun 2021 yang telah melakukan berbagai eksperimen demi mengurangi dan menguji efektivitas sebuah mikroba Probiotik yang di sinyalir dapat mengurangi emisi metana dari ternak, dimana beberapa penelitian asing juga masih dalam proses untuk meningkatkan kualitas hidup dari ternak para petani. Bagi sebagian riset yang berfokus kepada makan bagi hewan dan hal ini tentu tidak dapat di terapkan 100% dengan alasan domba dan sapi yang ada pada saat ini adalah free range dimana ternak ini memilih untuk makan rerumputan yang di lepas pada sebuah pakan secara bebas.

Eksperimen perdana yang telah menunjuk pada sendawa pada anak sapi yang telah mendapatkan suplemen probiotik Kowbucha berkurang 20% emisi gas metana. Selanjutnya Shalome Bassett seorang kepala ilmuwan dari Fonterra R&D yang telah menkonfirmasi penemuan tersebut. Di lansir dari Reuters dalam sebuah wawancara dengan Bassett bahwa eksperimen berwawasan seperti ini akan di tempuh dengan beberapa verifikasi dan dirasa probiotik alami ini akan menjadi solusi terbaik, dengan harapan bahwa untuk dapat merumuskan metode terbaik untuk penyebaran Probiotik Kowbucha bagi para pelaku di sektor pertanian, dengan begitu para petani memiliki opsi lain untuk pembayaran pajak emisi buangan nasional. Fonterra berharap dapat memasok Probiotik alami pada akhir tahun 2024.

  continue reading

283 episod

Artwork
iconKongsi
 
Manage episode 346062456 series 3381956
Kandungan disediakan oleh 中央廣播電臺 RTI Radio Taiwan International and Ipung Chandra. Semua kandungan podcast termasuk episod, grafik dan perihalan podcast dimuat naik dan disediakan terus oleh 中央廣播電臺 RTI Radio Taiwan International and Ipung Chandra atau rakan kongsi platform podcast mereka. Jika anda percaya seseorang menggunakan karya berhak cipta anda tanpa kebenaran anda, anda boleh mengikuti proses yang digariskan di sini https://ms.player.fm/legal.

Selandia Baru Berjuang kurangi Emisi, kotoran Domba dan Sapi kenakan pajak Buangan.

Berdasarkan sebuah regulasi pengguna yang melepas gas emisi yang membayar, Gas emisi yang di lepas dari seekor binatang apakah juga harus terkena imbas dari regulasi ini? Selandia baru demi mengejar target Nol Emisi di tahun 2050 mendatang, pemerintah setempat sedang gencar-gencarnya menggalakkan berbagai program dan regulasi yang mendukung program ini, perencanaan binatang pakan serta hewan peliharaan dalam skala komersil harus di kenakan pajak atas emisi yang di lepas dari pemilik hewan ternak. regulasi ini nampaknya menimbulkan banyak sekali respon yang berbeda dari kalangan warga, seperti petani dan peternak yang majoritas tidak setuju dengan implementasi regulasi terkait.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Kotoran dari hewan sapi dan domba akan melepas gas Metane ke udara, dimana gas ini berdampak paling besar kepada efek rumah kaca secara global, gas ini berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Di ikuti oleh Karbon Dioksida yang turut berkontribusi pada efek rumah kaca.

Dengan kondisi yang ada pada saat ini dimana separuh dari Efek Rumah kaca Selandia Baru yang berasal dari Gas Metane di berasal dari hewan ternak dan bidang agrikultur. Apabila di bandingkan dengan jumlah total populasi yang berbanding lebih banyak hewan ternak ketimbang manusia sebanyak 7 kali lipat.

Yang patut di perhatikan dari implementasi regulasi terbaru ini adalah apakah pemerintah akan betul menggalakkan regulasi ini yang akan mengenakan pajak pada hewan ternak? Dimana regulasi ini akan memberatkan pemiliki usaha hewan ternak? Apa saja efek yang akan berdampak kepada pemilik usaha ini.

Demi menghadapi regulasi dunia terkait perubahan Iklim, pada tanggal 11 Oktober merilis sebuah rencana yang bersifat tentatif terkait pengenaan tarif pembuangan gas metane dan Nitro Oksida yang di sinyalir datang dari pemilik usaha hewan ternak. Daftar tarif dengan ragam pengenaan harga yang berkisar dari pembuangan hewan ini antara lain : Cegukan dan gas yang di lepas oleh binatang ketika membuang angin, urine dan kotoran dimana hal ini akan beroksidasi dengan udara dan akan melepaskan Nitro Oksida, dimana semakin lama nitro oksida yang di urai di alam harga pajaknya tentu akan semakin tinggi.

Gas Metane yang di lepas oleh Selandia Baru 50% di kontribusi dari sektor industri hewan ternak, sebelumnya program dari pemerintah pusat yang akan mencanangkan program nol emisi karbon memang sudah di jalankan, akan tetapi baru saja di mulai terkait tarif emisi karbon dari sektor industri hewan ternak dirasa menimbulkan banyak respon dari banyak kalangan. Hal ini menambahkan banyak keresahan apakah Selandia Baru mampu mencapai target sebagai upaya dalam penerapan Nol Emisi di tahun mendatang. Pendekatan dari pemerintah ini di harapkan agar dapat berjalan dengan baik, dengan di dukung oleh UU serta administrasi yang akan di rampungkan dalam kurun 3 tahun mendatang, di harapkan pada tahun 2025 regulasi terkait hal ini dapat di jalankan dengan baik, Perdana Menteri Selandia Baru - Jacinda Ardern yang turut menegaskan bahwa tarif pajak Emisi karbon ini adalah pertama kali di dunia.

DI lansir dari Deutsche Welle yang menjabarkan bahwa Ibukota Selandia baru - Wellington telah berjanji untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan program netral Emisi Karbon pada tahun 2050, dimana strategi pemerintah untuk mengurangis emisi metana pertanian dengan target sebesar 10% pada tahun 2030 dan akan di lanjutkan dengan prosentase sebesar 47% pada tahun 2050.

“ Ini adalah sebuah Projek Nasional yang sangat di nanti-nantikan” ujar Menteri Pertanian Selandia Baru - Damien O’connor, sembari menjelaskan bahwa perubahan secara ekstrem dalam perubahan iklim secara global, kekeringan yang datang melanda menjadi meningkat, curah hujan yang terlampau tinggi, hingga bencana banjir menjadi fenomena yang kerap di jumpai. Maka dari itu regulasi ini harus segera di jalankan, dengan harapan bahwa regulasi ini akan mendatangkan banyak manfaat bagi lingkungan dan ekonomi yang lebih besar ketimbang harus menanggung kerugian akibat bencana yang datang melanda dari sektor pertanian.

Proposal Pragmatis seperti ini tidak hanya berdampak positif bagi pengurangan karbon emisi dalam negeri, akan tetapi dengan adanya program ini dirasa mampu mendongkrak promosi Ekspor bagi dunia, dengan Branding yang ada pada saat ini di rasa mampu menambahkan nilai lebih pada produk dalam negeri yang akan di sambut baik oleh dunia, dengan adanya Branding tersebut maka para petani dapat meningkatkan taraf baik dari segi kualitas sekaligus lingkungan ekosistem yang lebih sehat dalam meraup kembali modal yang sudah di bayarkan.

Ardren menjelaskan bahwa, pajak yang telah di terima oleh negara akan di alokasikan untuk penelitian dan pengembangan teknologi yang lebih mutakhir dalam sektor industri pertanian, tentu hal positifnya akan kembali kepada para petani untuk mendapatkan dukungan serta konsultasi yang terbaik bagi para pelaku industri.

Asosiasi Petani yang tergabung dalam Federated Farmers Mengecam program ini, menunjuk bahwa program ini telah memberatkan petani dan pelaku industri dari berbagai segi, Andrew Hoggard sebagai Kepala Asosiasi Federated Farmers menjabarkan bahwa para petani asosiasi sudah bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam kurun 2 tahun lebih, dengan tujuan untuk perumusan pengurangan emisi dari sektor pertanian. Pelbagai metode yang sudah di tempuh agar dapat mengurangi jumlah pelepasan emisi karbon yang lebih efisien, hal ini mampu berimpak buruk bagi industri pangan. Regulasi baru ini akan memaksa petani untuk menjual lahan mereka, dan lambat laun sektor ini akan menghilang secara perlahan.

Partai Oposisi konservatif juga turut menentang hal yang serupa, dimana para investor pasti akan pindah ke negara dengan efisiensi karbon emisi yang lebih rendah, dimana hal ini tidak akan berimbas kepada kontribusi pengurangan nol emisi karbon dunia, yang ada adalah emisi karbon yang akan jauh lebih tinggi nilainya.

Perwakilan dari pengusasa Beef+Lamb New Zealand juga turut menambahkan bahwa pemerintah harus menimbang dan merumuskan distrik dan kawasan pertanian secara menyeluruh, Andrew Morrison sebagai perwakilan dari pelaku di industri daging potong yang menunjuk bahwa pemerintah harus mengerti bahwa jumlah lahan pertanian di New Zealand dengan luas cakupan sebesar 1.4 juta Hektar adalah hutan asli yang belum tersentuh oleh manusia, dengan jumlah luas yang begitu masif, dirasa lepasan dari karbon emisi pasti sudah terserap oleh lahan ini. New Zealand akan menggelar Pemilu umum di tahun mendatang, dirasa regulasi ini akan berdampak buruk bagi hasil pemilu di tahun depan bagi penggalang regulasi ini.

Regulasi baru, berdampak pada pengurangan sebanyak 20% gas Metana.

Hingga saat ini terdapat 10 juta ekor sapi dan 26 juta ekor domba yang berada di Selandia Baru, dimana dengan kuota yang ada pada saat ini, sudah jauh melebihi populasi lokal yang berjumlah hanya sebanyak 5 Juta Jiwa. Gas alam yang di keluarkan oleh sapi dan domba tidak hanya berkontribusi pada efek pemanasan secara global, tetapi juga menjadi salah satu masalah lingkungan terbesar di negara ini. Pengenaan pajak buangan oleh pemerintah pada peternakan sapi dan domba mungkin memiliki efek yang terkesan memaksa dalam jangka pendek, Dirasa perlu berbagai perumusan yang berbeda dalam penerapan pengurangan emisi dari sektor industri ternak.

Fonterra adalah sebuah Koperasi pemasok bahan baku susu murni di Selandia Baru, terhitung mulai dari tahun 2021 yang telah melakukan berbagai eksperimen demi mengurangi dan menguji efektivitas sebuah mikroba Probiotik yang di sinyalir dapat mengurangi emisi metana dari ternak, dimana beberapa penelitian asing juga masih dalam proses untuk meningkatkan kualitas hidup dari ternak para petani. Bagi sebagian riset yang berfokus kepada makan bagi hewan dan hal ini tentu tidak dapat di terapkan 100% dengan alasan domba dan sapi yang ada pada saat ini adalah free range dimana ternak ini memilih untuk makan rerumputan yang di lepas pada sebuah pakan secara bebas.

Eksperimen perdana yang telah menunjuk pada sendawa pada anak sapi yang telah mendapatkan suplemen probiotik Kowbucha berkurang 20% emisi gas metana. Selanjutnya Shalome Bassett seorang kepala ilmuwan dari Fonterra R&D yang telah menkonfirmasi penemuan tersebut. Di lansir dari Reuters dalam sebuah wawancara dengan Bassett bahwa eksperimen berwawasan seperti ini akan di tempuh dengan beberapa verifikasi dan dirasa probiotik alami ini akan menjadi solusi terbaik, dengan harapan bahwa untuk dapat merumuskan metode terbaik untuk penyebaran Probiotik Kowbucha bagi para pelaku di sektor pertanian, dengan begitu para petani memiliki opsi lain untuk pembayaran pajak emisi buangan nasional. Fonterra berharap dapat memasok Probiotik alami pada akhir tahun 2024.

  continue reading

283 episod

Semua episod

×
 
Loading …

Selamat datang ke Player FM

Player FM mengimbas laman-laman web bagi podcast berkualiti tinggi untuk anda nikmati sekarang. Ia merupakan aplikasi podcast terbaik dan berfungsi untuk Android, iPhone, dan web. Daftar untuk melaraskan langganan merentasi peranti.

 

Panduan Rujukan Pantas

Podcast Teratas