Kolombo. Christchurch. Jakarta. Surabaya. Mumbai. Terorisme dan kekerasan atas nama agama itu nyata. Para pelaku berpegang pada sesuatu yang mereka yakini benar, dan dengan itu pula membunuh orang lain. Serta melibatkan anak-anak. Usia mereka kini belum lagi dewasa. Bagaimana mereka melanjutkan hidup dengan ingatan seperti itu dan ide kekerasan yang sudah dijejalkan sejak dini? Podcast ini menjadi pemenang utama Penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak 2021 untuk kategori Radio, ya ...
…
continue reading
Mengurus anak-anak eks kasus terorisme jelas tak mudah. Para pendamping pun dibekap rasa was-was. Bagaimana tidak…. Mereka harus berhadapan, berinteraksi dengan bocah-bocah yang tumbuh besar dengan ide kekerasan sampai sigap merakit bom. Siapkah mereka mendampingi anak-anak eks korban kasus terorisme? Inilah bagian akhir Serial Hidup Usai Teror, be…
…
continue reading
Rindu ibu kepada anak yang tak tertahankan bukan hanya milik Yuni dan Gendis. Mereka terpisah karena sang bocah dinilai masih rentan akibat terjerat kasus terorisme. Kali ini kita bertemu seorang eyang berusia 70 tahun yang merindu cucunya, Anisa. Demi bisa mengontak sang cucu, ia belajar pakai telepon genggam dan aplikasi pesan. Mengetik rindu, te…
…
continue reading
Ketika anak dan orangtua terpisah karena kasus terorisme, bisakah mereka dipertemukan kembali? Ini rupanya bukan persoalan mudah. Tak semudah bersepeda di jalanan turunan, juga tak sekadar persoalan mengobati kangen. Ada anak yang harus dilindungi dari jaringan teroris orangtuanya. Ada anggota keluarga yang harus dipastikan kedap dari radikalisme. …
…
continue reading
Ini adalah bagian kelima serial “Hidup Usai Teror”. Ketika usia masih belasan tapi harus jadi saksi atas suatu tragedi.. Ketika usia masih belasan tapi harus menghirup bau daging terbakar dari keluarganya yang meledakkan diri... Orang dewasa yang memperkenalkan ide gagasan kekerasan itu telah tewas atau dipenjara. Tapi anak yang belum lagi dewasa i…
…
continue reading
Kali ini, kami berjumpa Fajar, satu-satunya terpidana terorisme di penjara anak Tangerang. KBR bertemu Fajar pada awal Februari 2019, sesaat sebelum dia keluar penjara. Episode "Pulang" bersama Malika.
…
continue reading
Kita segera berjumpa Mirza. Saat ini usianya 15. Sejak lahir pun ia sudah disesaki doktrin ekstrem dari orangtuanya. Di usia 9 tahun, ia mulai hidup bersama ISIS di Suriah. Ia berupaya kabur sampai akhirnya dibawa kembali ke tanah air. Dan kini, hidup sendiri di sebuah tempat perlindungan yang dirahasiakan.…
…
continue reading
Ini kisah Anisa. Bocah usia 8 yang ikut orangtua & kedua kakaknya melakukan aksi bom bunuh diri. Semuanya tewas, kecuali dia. Kini ia sebatang kara, sementara keluarga besarnya belum berani menerima.
…
continue reading
Terorisme membawa luka. Itu jelas. Luka kepada warga tak berdosa yang menjadi korban. Juga luka pada keluarga korban pelaku teror yang ditinggalkan. Termasuk, anak para pelaku aksi terorisme. Mereka yang hidup, tumbuh serta beberapa diajak orangtua mereka yang jadi pelaku aksi terorisme. Mereka adalah korban. Setiap Senin dan Jumat selama 4 pekan m…
…
continue reading