Pada ujung bagian dua, cerita memperlihatkan peluang bagi Michel dan Sri untuk rajut hubungan lebih rapat di Paris. Menikmati pemandangan kota itu, tertawa akan hal-hal jenaka, atau apa saja dalam kebersamaan mereka nanti.

Jarak membuat Michel percaya akan kesungguhan perasaannya pada Nyonya Vincent. Mulai ia cari peluang untuk bekerja dekat kediaman perempuan itu.

"Dia bukan bayanganku, aku bukan bayangannya. Dia dan aku. Ada sesuatu yang lebih suci dari keselarasan antara makhluk yang bercintaan, ialah kesamaannya yang mutlak yang menerobos hingga ke dasar kesendirian yang sebenarnya."

Bahkan ketika kapal lebih sepi dari biasanya, Michel masih menerka-nerka langkah mendekatinya. Nyonya Vincent yang halus itu benar-benar bikin ia kalang kabut.

Walau dikaruniai seorang anak lelaki, kehangatan rumah tangga Michel tetap lesu. Semakin ditanyakan, semakin yakin ia jika alasannya terletak pada pijakan awal hubungan mereka. Lalu ada Edmay dan Corinne; Dua perempuan lainnya dalam daftar petualangan bahari Michel.

Jelang pesta kapal. Jelang kesempatan yang didamba Michel untuk kenalan dengan Sri. Semakin menjelang, semakin ia sadar jika perwira-perwira kapal lain juga menaruh hasrat penggalian pada nyonya Indonesia itu.

Michel bercerita tentang perempuan-perempuan dalam pertumbuhan kedewasaannya. Dua nama yang terpahat mendalam: Francoise dan Marjorie.

Sebab ia pemalu, Michel belum juga mendekati Sri. Hanya kasih pandang berjarak. Di bab ini dibuka pula bagaimana sikap para perwira kapal, yang dominan laki-laki, tentang "serang-menyerang" lawan jenis.

Ini tentang keduaan Michel dan Nichol yang berselisih umur lima tahun. Bagaimana mula-mula mereka saling sapa lagi; nikah dan pindah ke Marseille; lalu perasaan terjebak yang dipendam Michel seiring jalan.Seperti pengalaman rumah tangga Sri, Michel merasa telah menikah dengan orang yang salah, yang menjadi lain dari masa pendekatan dulu.Keduanya se…

Tiba di bagian dua, NH Dini menambahkan penuturan Michel Dubanton - perwira kapal yang ditumpangi Sri. Pandang perspektif Michel, Sri nampak sederhana, misterius dan punyai daya pikat tersendiri dari penumpang perempuan lain.

Bab terakhir dari bagian pertama, dari sudut pandang Sri.Sri dan Michel meneruskan kisah di balik bahtera masing-masing. Tanpa harapan berlebih, walau dambaan hadirnya anak sempat hiasi obrolan mereka. Pernikahan Sri dan Charles sendiri sudah jauh dari gairah. Kekasaran lakunya tak bisa Sri terima. Ditambah, kini ada pembanding dalam sosok Michel.K…

Ia baru menanyakan namanya setelah bercinta. Michel, perwira kapal itu, telah perhatikan Sri dari mula, dari hari pertama ia naik di Saigon. Perhatian pada detil-detil kecil itu melumerkan perasaannya.Di Eropa, Sri bertemu Suzanne, adik kandung Charles. Berbincang mereka tentang masa pertumbuhan Charles.…

Di atas sebuah kapal, dari Saigon menuju Marseille, Sri jatuh cinta lagi. Sekaligus jatuh bimbang. Ia toh sudah bersuami, betapapun gairah rumah tangga mereka capai titik beku.

Bab ini panjang, sehingga diambil dalam tiga tarikan. Seolah lompati masa berkabung pasca kepergian Saputro, NH Dini melanjutkan kisah ke pernikahan hambar Sri dan Charles Vincent. Dua-per-tiga bab berisi ketidakcocokan komunikasi di bawah satu atap rumah tangga. Kendati limbung dan gemetar, masih Sri bersetia pada suaminya itu.…

Asa jejaki hidup baru bersama pria pilihannya sirna bersama kecelakaan pesawat di Bandung. Hari-hari Sri hilang warna. Ambil cuti tak dibayar dengan maksud rehat diri. Carl, yang rupanya taruh perhatian khusus, turut pula bersamanya.

Sri belum penuh keyakinannya pada Saputro, walau tak menampik jika ia mulai bergairah ketika memikirkan pemuda itu. Di ujung bab ini menjadi jelaslah maksud Saputro.

Dua bagian yang bikin nyess adalah (1) ketika Sutopo nguatin Sri; (2) candaan Saputro di malam kongres tentang kostum Sri.

Sri kini sehat. Lalu ke jakarta. Tawaran mewarta dari sekolah pramugari. Sutopo. Bergiat di radio lain. Belajar menari Bali. Narti. Kabar duka dari kampung. Rumah yang bukan rumah lagi. Basir. Patah hati. Lamaran Yus.

Lulus jenjang pendidikan, Sri jadi penyiar. Lantas jenuh pada pengulangan dan ia pun gundah. Hendak mencari kesempatan lain di tempat lain. Namun kenyataan fisik menunda tualangnya.

Novel "Pada Sebuah Kapal" pertama kali naik cetak pada 1973. Berlatarkan seorang anak perempuan pengagum ayahnya yang hadapi kenyataan harus sandang status yatim. Sempat bikin ia banyak merenung, sebelum temukan ruang penghiburan.

Ini buah pikir pasca kemerdekaan Idrus. Di dalamnya evolusi hidup Open, yang sesuai namanya selalu berpusar pada keterusterangan. Tunggu. Apa sih sebenarnya terus terang itu? (kredit gambar: Mihail Macri, Unsplash)

Sebuah bab dalam Nyanyi Sunyi Seorang Bisu. Hadiah perkawinan berupa catatan dari bapak pada anak perempuannya. Happy land surely, but where to?

Teringat kebun stoberi yang dulu, yang dititipkan pada ibu (kredit gambar: Lewis Fagg, Unsplash).

Seperti otobiografi, seperti seruan jangan berputus asa, seperti simpati akan yang ditinggalkan (kredit gambar: Suhyeon Choi, Unsplash).

Yang selingkuh, yang selingkuh yok mari..

AS Laksana merangkai ini bersama Chat GPT. Cukup asoy kan?

Yang terpaksa bergerak dan meninggalkan yang dicintai karena artileri.

Seperti catatan perjalanan akan hal-hal yang kerap terlamun secara acak.

Tiga jenis manusia berbeda dalam kekosongan.

Kesakitan datang seolah seketika, meski bukan berarti tidak terlihat sama sekali ia datang. Kelahiran kembali membawa kesempatan bertemu lagi, dengan harap tak mengulangi luka sejenis.

Takezo yang tertangkap, dibawa ke pulang ke Miyamoto. Takuan mulanya pilih ambil suara untuk putuskan nasib si pesakitan. Dendam nyonya keluarga bangsawan dan cengkeram kuasa pemerintah ikut pula membayang. Sementara Otsu belum sepenuhnya pulih dari luka hatinya.

Cerpen berlatar pemukiman miskin Brazil karya Jorge Amado, yang kemudian dialihbahasakan Anton Kurnia. Urusan tempat tinggal, induk semang yang garang, bayi usia seminggu, pabrik bangkrut. Sekerlap saja ia jelang waktu perhitungan itu. (kredit gambar: Bruno Tozzo, Unsplash)

Tuntutan demi tuntutan dalam hubungan ia tekuni telaten. Supaya tidak bosan, katanya. Mungkin pasangannya juga butuh seabreg kegiatan agar tidak bosan.

Gitulah, yang terjadi dewasa ini.

Judulnya diambil dari tembang Nat King Cole. Di dalamnya ada pesulap hits 80an David Copperfield, Lily Jaguar dan Patung Liberty. Mungkin Danarto sedang nostalgia ya?

Sekilas judul catatan terkesan permisif yak? Namun siapa tahu permisif adalah jalan menuju kelapangan. Tulisan dari Armin Bell, lelaki Ruteng yang bergabung dalam Klub Buku Petra.

Hal itu bisa timbul dari mana pun, pada siapa pun, kapan pun; cinta atau kolonialisme. (Kredit gambar: Pratiksha Mohanty, Unsplash)

Gagasan tentang cinta dalam kecemburuan istri akan suaminya yang tertarik pada jam dinding. Ceritanya bikin mesem-mesem, asli. (Kredit gambar: Hans Eiskonen, Unsplash)

Memang bukan kenangan yang antar ia menemu sahabat kecilnya. Semata-mata hutang budi dan rasa bersalah.

Mengguyur kobar kenangan dengan bergelas-gelas bir. Atau justru itu upaya menjaga nyalanya agar tetap ada? Bara asmara masa SMA memang luar biasa. Walau tak jarang redup karena satu dan lain hal, namun mampu segel kesan mendalam. (Kredit Foto: Jr Korpa, Unsplash)

Dari kalimat pembuka saja sudah terlihat, jika ini termasuk cerita motivasi..

Apa rasanya ketika janin tumbuh di peranakan kekasihmu tapi bukan semaianmu? Mewarnai Sabtu malas dengan taktis. Twist disisipkan rapi di ujungnya, seperti selera humor yang sesekali bunyi. (kredit foto: Elena Mozhvilo, Unsplash)

Urusan bertetangga merumit setelah berkelindan dengan penemuan seorang mayat. Jadi tertutupnya beberapa kemungkinan saksi kunci kejadian, keterlibatan pengayom masyarakat hingga hingar hembus awak pemberitaan. Kehangatan hidup bermasyarakat begitu pekat dari cerita ini. (kredit foto: Mathias P.R. Reding, Unsplash)…

Balada kerumah-tanggaan; ramai-sepi, laku peduli, kesetiaan, ada-tiada. Penyedia layanan macam itu fiktif atau nyata ya? (kredit foto: Alekon Pictures, Unsplash)

Aroma brotherhood; Intervensi-intervensi; masalah kredit motor; khotbah colongan. Cerita ini kok rasanya hanya sepelemparan batu saja dari hari-hari kita. (kredit foto: Philip Myrtorp, Unsplash)

Membaca gejala-gejala menuju momen akhir; yang dikira beri waktu bersiap-siap supaya lebih mantap, eh malah teror yang timbul ke permukaan. Pengamatan dan teori memang beda ketika berada di posisi pelaku. (kredit foto: Caroline Attwood, Unsplash)

Selalu ada akhir bagi sesuatu; bagi kota, pancingan, hari atau aku dan engkau. Pertanyaannya sih kenapa Hemingway melibatkan Bill di akhir? Ada pendapat, boleh berbagi. (kredit foto: Timothée Duran, Unsplash)

Bagaimana ketika seorang wanita rumit menghadapi kawanan semut dan ancaman talak suaminya? Kapur barus, obat serangga tak cukup mampu menolong. Beranikah bertaruh? (Kredit Gambar: Hernan Sanchez, Unsplash)

Salah satu varian mata pencaharian di suatu negeri.... (Kredit Gambar: Yeshi Kangrang, Unsplash)

Kehilangan bisa hadirkan perubahan. Apalagi orang terdekat, orang terkasih. Abang atau anak misalnya. Waktu berlalu dan ia masih saja ada dalam tiadanya. Sebuah cerpen yang intim dari Novka Kuaranita. (kredit gambar: Elnaz Asadi, Unsplash)